Mendekati Ramadan, Penjual Bunga Nyekar di Pacitan Mulai Bermunculan

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: M. Rifat

3 Maret 2024 09:20 3 Mar 2024 09:20

Thumbnail Mendekati Ramadan, Penjual Bunga Nyekar di Pacitan Mulai Bermunculan Watermark Ketik
Sukarmi tengah meramu bunga tabur yang mulai diserbu peziarah. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Bulan suci Ramadhan sekitar sepekan lagi. Para penjual bunga tabur di Pacitan, Jawa Timur mulai bermunculan.

Sejak beberapa waktu terakhir, pemandangan lapak bunga tabur dadakan kian terlihat di sepanjang Jalan Lintas Selatan (JLS), terutama di jalur menuju tempat pemakaman.

Berbanding lurus dengan tradisi ziarah kubur dan tabur bunga yang cukup membudaya bagi umat muslim saat mendekati bulan ramadan.

Seperti, di sekitaran area Makam Gunung Pegat, Pertigaan Sirnoboyo, hingga tikungan Ngemplak. Jejeran lapak sederhana, menawarkan bunga tabur, siap melayani para peziarah yang melintas.

Tak pelak, pun menjadi peluang cuan bagi penjual bunga tabur di masing-masing wilayah.

Salah satu penjual bunga tabur, Sukarmi (63) asal Dusun Suruhan, Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan, mengaku rela beralih profesi sementara demi raup keuntungan dari berjualan bunga tabur.

"Sehari-hari itu Ikut jual ikan kelong dan masakan mateng di depan Toserba Luwes. Sekarang ganti jualan bunga tabur," kata Sukatmi (63) Dusun Suruhan, Desa Sirnoboyo.

Foto Pedagang Bunga Tabur, Sukarmi (63) yang menggelar lapak dadakan di Tikungan Ngemplak, Sirnoboyo, Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Pedagang Bunga Tabur, Sukarmi (63) yang menggelar lapak dadakan di Tikungan Ngemplak, Sirnoboyo, Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

Momen ramadan selalu menjadi berkah bagi dirinya. Pun, kali ini merupakan gelaran lapak yang ketiga, selama tiga tahun menjajal membuka lapak bunga tabur.

"Kan jualanya cuma sekali dalam setahun, ya hanya pas mendekati puasa saja," ucapnya.

Mbah Katmi sapaan akrabnya menjelaskan, bunga tabur terdiri dari mawar merah, putih, dan kantil. Disusul campuran rajangan daun pandan, yang dikenal dengan nama "kembang boreh".

"Setelah bunga dicampurkan, di tuang minyak Srimpi dengan aromanya yang khas," terangnya.

Dia membuka lapak dadakannya saat H-7 hingga H-1 memasuki bulan puasa. Harga bunga tabur yang dijual Sukatmi juga cukup terjangkau, yaitu Rp2 ribu rupiah per bungkus.

Biasanya, keuntungan yang ia peroleh dari berjualan bunga tabur cukup lumayan, berkisar Rp10-100 ribu rupiah.

"Ya kalau tahun lalu Alhamdulilah, bisa untuk nambah-nambah beli beras. Kalau hari ini kayaknya belum mulai banyak pembeli," ungkapnya menutup perbincangan.

Selain Sulastri, pedagang lain tentunya juga turut panen berkah dan keuntungan saat ini. Selain bunga tabur, berbagai aneka kuliner besar dugaan juga bakal bermunculan setelah memasuki bulan puasa.

"Nanti kalau sudah masuk puasa, saya balik lagi jualan masakan dan sayur untuk berbuka. Ini momen spesial," ujarnya menutup perbincangan.

Sebagai catatan, tabur bunga di makam, menurut pandangan Islam hukumnya diperbolehkan.

Pendapat ini diperkuat dengan adanya kesepakatan para ulama fikih, merujuk pada kisah Rasulullah SAW sewaktu meletakkan dahan masih basah di atas kuburan.

Secara singkat, hal tersebut ditujukan, supaya si ahli kubur mendapatkan ziyadah bacaan tasbih, istighfar dari makhluk lain selain manusia. Agar diringankan siksaannya, selama zat basah-segar belum mengering. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan Jelang ramadan BUNGA TABUR SUKARMI