KETIK, JAKARTA – Awal tahun 2025 ini Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional IV. Perhelatan ini berlangsung dari tanggal 28 Januari hingga 2 Februari 2025 di Jakarta.
Acara yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya ini mengusung tema Al-Qur’an, Environment, and Humanity for Global Harmony.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan dengan mengangkat tema tersebut ingin memberikan informasi kepada masyarakat, bahwa kandungan Al- Qur’an menyuruh umat manusia untuk menjaga lingkungan dari segala kerusakan.
"Topik MTQ tahun ini Al-Qur’an, Environment and Humanity for Global Harmony. Ini suatu tantangan bahwa mari kita buktikan Al-Qur’an ini adalah salah satu kitab yang menekankan betapa pelestarian lingkungan itu suatu keharusan," kata Menag Nasaruddin Umar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu 29 Januari 2025.
Selanjutnya, Menag mengatakan, masyarakat Indonesia sangat antusias dengan adanya perhelatan MTQ Internasional ini. Tidak hanya itu, setiap perhelatan MTQ baik tingkat kecamatan, kelurahan, desa, provinsi maupun nasional semua juga dibuat meriah.
“Di Indonesia MTQ ini seperti pesta rakyat. Tidak ada lembaga kesenian yang mampu menampilkan diri sangat survive di tengah masyarakat selain kegiatan MTQ," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad menambahkan, acara MTQ ini mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan dan mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai jalan untuk menciptakan harmoni.
“Melalui tema ini, kita diajak untuk merenungkan bagaimana Al-Qur’an dapat menjadi panduan dalam merawat bumi dan membangun hubungan yang harmonis antara manusia,” ucap Abu Rokhmad.
MTQ Internasional pertama kali digelar di Indonesia pada 2003, disusul edisi kedua pada 2013 dan ketiga pada 2015. Kini, MTQ Internasional ke-4 mengusung tema Al-Qur’an, Environment, and Humanity for Global Harmony, yang menitikberatkan pada peran Al-Qur’an dalam menjaga lingkungan, membangun nilai kemanusiaan, serta menciptakan harmoni global.
Perhelatan akbar ini diikuti 60 peserta dari 38 negara di lima kawasan yakni Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, Eropa, dan Amerika.
Adapun peserta yang lolos seperti dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Singapura, Filipina, Iran, Syria, Pakistan, Afghanistan, India, Bangladesh, Kuwait, Turki, Yaman, dan Palestina.
Sementara itu, dari benua Afrika berasal dari Mesir, Libya, Tanzania, Mauritania, Guinea, Kenya, Afrika Tengah, Nigeria, Pantai Gading, Ghana, Somalia, Chad, Kamerun, Burkina Faso, Guinea-Bissau, dan Mozambik.
Selanjutnya, dari benua Eropa yaitu Belanda, Rusia, Swedia, dan Italia. Untuk peserta dari benua Amerika adalah Kanada.
Dua cabang lomba utama yang dipertandingkan adalah Tilawah dan Tahfiz Al-Qur’an. Dari 187 negara yang mengikuti tahap pra-kualifikasi pada 2023, sebanyak 60 peserta dari empat benua lolos ke babak grand final. Delegasi itu terdiri atas 17 peserta Tilawah Putra, 7 peserta Tilawah Putri, 19 peserta Tahfiz Putra, dan 17 peserta Tahfiz Putri. ( * )