KETIK, BONDOWOSO – Sudah lebih dari sepekan Gunung Raung menunjukkan tanda-tanda kegelisahan. Sejak erupsi pertamanya pada 5 Juni 2025, gunung yang terletak di Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ini terus melepaskan abu vulkanik ke udara.
Letusan terparah terjadi pada Kamis dini hari, 12 Juni 2025, saat kolom abu menjulang hingga sekitar 1.000 meter dari puncaknya.
Pos Pengamatan Gunung Api Raung milik Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat selama delapan hari terakhir, tinggi kolom abu bervariasi antara 400 hingga 750 meter. Namun pagi tadi mencatat rekor tertinggi.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Raung, Agung Tri Subekti, menyampaikan bahwa erupsi masih berlangsung dengan intensitas sedang. Kolom abu berwarna putih keabu-abuan terus menyembur, terbawa angin ke arah selatan, menuju Banyuwangi.
“Asap dan abu terus keluar tanpa henti. Alat seismik kami merekam tremor menerus dengan amplitudo maksimum 4 milimeter,” jelas Agung.
Pola erupsi ini mengindikasikan ada pergerakan magma yang aktif menuju permukaan. Namun begitu, status gunung tetap berada pada Level II (Waspada). Warga diminta untuk tidak mendekati area kawah dalam radius 3 kilometer.
“Kami tekankan agar masyarakat tidak turun ke kaldera atau bermalam di dekat kawah,” imbaunya.
Sementara itu, upaya antisipasi dan kesiapsiagaan terus dilakukan di lapangan. Tim BPBD Bondowoso, bersama aparat Kecamatan Sumber Wringin, telah siaga sejak hari-hari awal letusan.
Bantuan logistik dan perlengkapan keselamatan telah dibagikan, mulai dari masker dan kacamata pelindung hingga makanan bergizi dan velbed bagi warga yang berjaga.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Kristianto Putro Prasojo didampingi Camat Sumber Wringin Probo Nugroho saat memberikan masker dan logistik lainnya. (Foto: Haryono/Ketik)
Sekretaris BPBD Bondowoso, Kristianto Putro Prasojo, menegaskan bahwa distribusi bantuan adalah bagian dari langkah preventif. Hingga Kamis siang, sekitar pukul 12.49 WIB, abu vulkanik memang belum mencapai pemukiman warga. Namun, kewaspadaan tetap dijaga.
“Kondisi masih aman, tapi kami tetap bersiap,” katanya.
Seiring meningkatnya aktivitas gunung, Camat Sumber Wringin, Probo Nugroho, memastikan seluruh jalur pendakian ke Gunung Raung melalui wilayahnya telah ditutup sejak 5 Juni.
“Penutupan ini dilakukan demi keselamatan para pendaki dan masyarakat sekitar,” ujarnya. (*)