KETIK, MALANG – Gelombang Kecerdasan Buatan (AI) kini tengah menjadi sorotan kekhawatiran bagi para pelaku seni kreatif. Untuk menyiasati masalah tersebut, Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) RI, Teuku Riefky Harsya justru mendorong agar seniman dapat beradaptasi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Ekraf RI Teuku Riefky Harsya ketika mengunjungi Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) Singhasari, Kabupaten Malang, Selasa, 29 April 2025.
Selama ini, kata ia, banyak seniman khususnya animator menyuarakan kekhawatirannya terhadap keberadaan AI yang dapat menggeser kerja-kerja kreatif.
Kini AI telah menjadi subsektor baru dalam ekonomi kreatif. Mengatasi hal tersebut, Riefky mengatakan akan melakukan pertemuan dengan Komdigi RI untuk membahas regulasi penggunaan AI.
"Minggu depan kami akan melakukan pertemuan dengan Kementerian Komdigi terkait dengan hal ini. Bagaimana kami menyiasati agar tidak sampai merugikan habis para pegiat ekonomi kreatif. Apakah itu musisi, penulis, animator, penulis naskah film, pelukis, dan lainnya," katanya, Selasa, 29 April 2025.
Ia mengatakan bahwa AI menjadi situasi yang cukup sulit untuk dihadapi. Pemerintah tengah mencari cara agar AI bukan menjadi penghambat, namun dapat dimanfaatkan oleh pegiat ekonomi kreatif.
“Tapi begini, memang AI itu situasi yang sulit dihindari. Kami juga diskusi panjang dan akan terus berlanjut, bagaimana hadirnya AI sekarang justru dapat dimanfaatkan oleh para pegiat ekonomi kreatif kita,” ujarnya.
Menurutnya AI harus disinergikan bersama para seniman, dengan cara pelatihan dan tanpa meninggalkan karya orisinil manusia. Dengan demikian diharapkan pelaku ekraf tida menjadi korban AI.
“Sebetulnya tentang menyiasati hadirnya AI, dan disinergikan dengan pegiat ekraf. Ini yang sedang kita susun bagaimana bekerja sama untuk pelatihan AI ke pegiat seni sehingga mereka bisa memanfaatkan AI lebih baik lagi untuk karir,” tutupnya. (*)
