KETIK, JEMBER – Pupuk organik disebut-sebut sebagai alternatif pengganti pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia di lahan pertanian mengurangi unsur-unsur zat hara yang terkandung di tanah.
Sebab itu, pemerintah dan instansi berlomba-lomba untuk melakukan riset dan sosialisasi terhadap masyarakat dengan penggunaan pupuk organik.
Salah satunya yang dilakukan Kelompok Tani Makmur, Desa Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. Mereka menerapkan Manajemen Tanaman Sehat (MTS) untuk beberapa komoditas tanaman pangan dan hortikultura.
Ketua Kelompok Tani Makmur, Sucipto, mengatakan program TMS ini menggunakan pupuk organik. Sehingga mampu menekan pemakaian pupuk kimia sampai 50 persen tanpa mengurangi produktivitas.
Dalam TMS ini, petani mengutamakan penggunaan pupuk organik padat dan cair, serta pestisida organik yang dibuat sendiri oleh kelompok tani.
Sucipto menyebutkan, tanaman dengan pupuk organik lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi. “Produk yang kita hasilkan lebih sehat, yang jelas menghilangkan residu kimia,” katanya.
Tanaman jagung hasil program Manajemen Tanaman Sehat Kelompok Tani Makmur Desa Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember (Foto: Kelompok Tani Makmur)
Sementara Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Jember, Imam Sudarmaji, program MTS perlu dilakukan petani untuk diversifikasi pangan.
Petani juga perlu diarahkan untuk menggunakan pupuk organik untuk memperbaiki unsur hara tanah yang sudah rusak akibat pemakaian pupuk kimia berlebih. Juga ketersediaan pupuk kimia yang terbatas dan harganya mahal.
“Untuk meningkatkan produksi, harus banyak sosialisasi penggunaan pupuk organik, karena pupuk kimia subsidi sudah mulai langka,” jelas Imam.
Di samping itu, tahun ini di Jember akan didirikan pabrik pupuk organik yang hasilnya akan diberikan secara gratis kepada masyarakat. Tujuannya agar petani mau menggunakan pupuk organik untuk menjaga pertanian ramah lingkungan.
“Pertanian yang ramah lingkungan dan sustainable harus dipertahankan untuk masa depan, kalau dieksploitasi terus-menerus nanti pemulihannya akan butuh waktu yang lebih lama lagi,” papar Imam.
Terpisah, Universitas Jember melakukan kajian terapan penggunaan pupuk organik di beberapa kabupaten di Jawa Timur. Untuk mengamati penggunaan pupuk organik memiliki kemampuan mengembalikan dan memperbaiki unsur hara tanah.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember, Prof. Soetrino, mengatakan unsur hara tanah semakin berkurang. Kondisi ideal adalah 5 persen, namun fakta di lapangan kandungan unsur hara tanah saat ini tidak ada yang lebih dari 2,5 persen.
“Kajian terapan ini juga bisa menjadi kampanye penggunaan pupuk organik untuk memelihara kandungan unsur hara dalam tanah yang bermanfaat untuk keberlanjutan pertanian di Indonesia,” kata Soetrino.
Dengan sosialisasi manfaat menggunakan pupuk organik, Soetrino berharap petani bisa membuat pupuk organik sendiri sehingga tidak lagi bergantung pupuk kimiawi. “Dan selanjutnya bisa mengaplikasikan pada lahan mereka sendiri,” tandasnya.(*)