Petani Ponorogo Kecewa Harga Gabah Dihargai Tengkulak Rp5.500, Bulog Diminta Turun Tangan

Jurnalis: Ahmad Istihar
Editor: Aziz Mahrizal

14 Januari 2025 17:29 14 Jan 2025 17:29

Thumbnail Petani Ponorogo Kecewa Harga Gabah Dihargai Tengkulak Rp5.500, Bulog Diminta Turun Tangan Watermark Ketik
Ilustrasi panen raya padi. (Foto: Humas Kementerian Pertanian)

KETIK, PONOROGO – Para petani di Jawa Timur mulai memasuki panen padi, salah satunya di kawasan sentra padi Kabupaten Ponorogo. Namun rendahnya harga panen membuat petani kecewa.

Terkini, harga gabah hasil panen petani hanya dihargai Rp5.500 per kilogram, jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Kondisi ini membuat petani merugi dan tidak bisa menutupi biaya besar yang telah dikeluarkan.

Mereka berharap Bulog turun tangan menyerap secara maksimal hasil panen sesuai HPP yang dikeluarkan. Apalagi sebentar lagi akan memasuki panen raya. Harga dikhawatirkan akan semakin anjlok.

“Kami sudah mengetahui kalau pemerintah sudah menetapkan harga gabah naik menjadi Rp6.500. Oleh karenanya kami berharap bisa terjual seharga HPP. Namun kenyataannya hanya dihargai Rp5.500. Biaya yang kami keluarkan sudah sangat banyak. Kami rugi Rp 1.000 per kilogram, dan nilai tersebut sangat berarti,” ungkap Abdul Sabidin, petani di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, saat ditemui di lokasi panen miliknya, Selasa, 14 Januari 2025.

Abdul menambahkan, bahwa selama ini para petani menjual gabah miliknya kepada tengkulak karena Bulog belum menyerap gabah milik petani di daerahnya.

“Kami terpaksa segera menjual ke tengkulak karena selama ini, gabah kami belum pernah diserap oleh Bulog. Kebutuhan kami sangat mendesak untuk kehidupan sehari-hari kami bersama keluarga dan persiapan tanam berikutnya,” imbuh Abdul. 

Sementara itu, penyuluh pertanian setempat, Edy Widodo mengungkapkan bahwa petani di Desa Paringan selama ini masih panen dengan cara manual. Walau begitu hasilnya sangat tinggi. Ia berharap peran Bulog menyerap gabah milik petani bisa segera dilaksanakan sesuai HPP yang telah dikeluarkan. 

“Kami berharap petani tidak menjual gabahnya kepada tengkulak karena pasti akan anjlok. Dengan catatan Bulog gerak cepat serap gabah milik petani sesuai HPP,” harap Edy.

“Kami sangat berterimakasih karena pemerintah sudah berusaha menaikan HPP gabah dan jagung. Namun harapannya pemerintah juga turut menekan Bulog agar serap gabah milik petani secara maksimal. Dengan begitu petani bisa merasakan keuntungan dan tidak terpuruk," tambah Edy. 

Pada Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta pada Senin 30 Desember 2024 lalu, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp500. Naik dari Rp6.000 menjadi Rp6.500. Tak hanya itu, pemerintah melalui Perum Bulog akan membeli dan menampung berapa pun hasil produksi gabah, beras, dan jagung petani. Hasil panen petani itu nantinya bakal ditampung di gudang-gudang milik Bulog, induk koperasi, dan gudang resi.(*)

Tombol Google News

Tags:

Gabah Pemkab Ponorogo Padi Ponorogo harga gabah harga padi Panen padi