Proses Evakuasi Remaja Jatuh ke Jurang Berlangsung 4 Hari, Diwarnai Sikap Arogan Oknum Polisi

5 Mei 2025 00:03 5 Mei 2025 00:03

Thumbnail Proses Evakuasi Remaja Jatuh ke Jurang Berlangsung 4 Hari, Diwarnai Sikap Arogan Oknum Polisi
Aksi polisi arogan yang melarang wartawan mengambil gambar proses evakuasi meski dari jarak jauh. (Dok IJTI Tapal Kuda)

KETIK, BONDOWOSO – Proses evakuasi remaja laki-laki berumur 18 tahun bernama Fahrul Hidayatullah asal Kecamatan Bangsalsari, Jember, yang jatuh ke dalam jurang di Gunung Saeng, Desa Sumber Waru, Binakal Bondowoso, Jawa Timur.

Diketahui membutuhkan waktu kurang lebih empat hari, sejak korban mengalami kecelakaan sekitar Kamis, 1 Mei 2025 kemarin.

Lamanya proses evakuasi korban itu, karena gunung yang berada di gugusan Pegunungan Argopuro sisi timur, dan memiliki ketinggian 1.559 MDPL terletak di Desa Sumber Waru, Binakal, Bondowoso, Jawa Timur, memiliki medan yang sulit dan sempit.

Kendala cuaca buruk sejak hari pertama proses evakuasi korban yang akrab disapa Baim itu, juga menjadi persoalan. Bahkan diketahui, sejumlah anggota Tim SAR Gabungan juga dari Basarnas mengalami kelelahan serta cedera.

Namun sayangnya terkait proses evakuasi itu, diketahui juga diwarnai tindakan kurang menyenangkan dan sikap arogan dari oknum anggota Polres Bondowoso.

Karena menurut pengakuan sejumlah wartawan di lokasi kejadian. Diduga ada sejumlah oknum polisi yang melarang wartawan dan anggota Basarnas Jember, untuk mengambil dokumentasi terkait proses evakuasi.

"Saya saat menunggu di sekitaran hutan dekat Ponkesdes Binakal. Bermaksud mengambil foto dokumentasi berita terkait proses evakuasi. Tiba-tiba, wartawan dilarang mengambil gambar dan video sembari mengangkat tongkat. Dengan nada mengancam," kata Ichuk S Widarsa wartawan media online detik.com saat dikonfirmasi di lokasi, Minggu, 4 Mei 2025.

"Tadi saya juga melihat orang (petugas) Basarnas, sempat didorong oleh oknum Polisi tersebut sampai jatuh," sambungnya menjelaskan. 

Ungkapan senada, juga disampaikan Ilham Wahyudi, wartawan Radar Ijen, Jawa Pos. Kata Ilham, dirinya juga mengaku dilarang mengambil foto untuk dokumentasi liputan.

"Padahal posisi teman-teman wartawan semuanya tidak di tengah jalur evakuasi. Namun di pinggir kanan-kiri jalan dengan jarak sekitar 5 meter dari jalur evakuasi. Saya tadi sudah stand by bersama teman wartawan Antara, Memo, Suara Jatim Pos, dan teman TV lainnya. Terus dibentak-bentak, tak boleh ambil gambar," ujar Ilham.

"Tadi mereka (oknum dua polisi) bilang, kami tak urus media. Tak pentung kamu, jika memaksa," imbuhnya sembari menirukan bentuk arogansi oknum polisi tersebut. 

Terkait kejadian ini, diketahui juga dialami para wartawan dari media televisi di wilayah Bondowoso maupun Jember. 

Ketua IJTI Tapal Kuda Tomy Iskandar, mengatakan jika pihaknya sudah mengirimkan somasi secara resmi tertulis kepada pihak Polres Bondowoso.

"Kami menyayangkan adanya kejadian ini. Kami pun juga bertugas sesuai aturan. Dari kejadian ini, kamipun juga menyampaikan somasi kepada Humas Polres Bondowoso," kata Tomy saat dikonfirmasi terpisah.

Sebelum disampaikan somasi secara resmi tertulis, kata pria yang juga wartawan dari media televisi nasional Indosiar dan SCTV itu, pihaknya sudah berkomunikasi singkat secara lisan kepada pihak Humas Polres Bondowoso.

"Tadi kami berkomunikasi dengan Kasubag Humas Polres Bondowoso IPTU Bobby siswanto. Disampaikan bahwa terkait informasi ini, pihaknya menyampaikan kepada saya. Akan berkoordinasi dan menyampaikan hal ini ke pimpinan (Kapolres Bondowoso)," ucap Tomy sembari menirukan ucapan Kasubag Humas Polres Bondowoso.

Sementara itu, terkait tindakan tidak menyenangkan yang juga dialami anggota Basarnas Jember. Terkait sikap arogansi oknum polisi itu, juga diakui sempat dialami dengan melarang mengambil foto untuk dokumentasi.

"Memang benar tadi ada kejadian itu (sikap arogansi oknum polisi). Dialami rekan-rekan wartawan dan juga salah satu anggota kami. Padahal kami sudah sampaikan untuk dokumentasi laporan dan kami bertugas berseragam," kata salah seorang anggota Basarnas Jember yang minta namanya tidak ditulis.

"Tapi disampaikan tidak mau tahu. Dari kejadian ini, kami juga sudah laporkan ke pimpinan. Tindak lanjut, monggo nanti menunggu petunjuk pimpinan (Basarnas)," imbuhnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

IJTI Tapal Kuda proses evakuasi Bondowoso Jember PWI Gunung Saeng Tim SAR Gabungan polisi arogan Oknum