Tanggapi Kabar Bupati Jember Tak Harmonis dengan Wakilnya, Mantan Wabup 2 Periode Kusen Andalas Beri Nasehat Ini

17 Juni 2025 21:15 17 Jun 2025 21:15

Thumbnail Tanggapi Kabar Bupati Jember Tak Harmonis dengan Wakilnya, Mantan Wabup 2 Periode Kusen Andalas Beri Nasehat Ini
Wakil Bupati Jember periode 2005 - 2015 yang juga politisi senior PDIP, Kusen Andalas saat diwawancarai wartawan. (Foto: Atta/ Ketik)

KETIK, JEMBER – Kabar mengenai hubungan Bupati Jember, Muhammad Fawait yang tidak harmonis dengan Wakil Bupati, Djoko Susanto, terus menjadi perbincangan banyak pihak. Kabar terbaru, saat pria yang akrab disapa Gus Fawait itu bepergian ke Amerika Serikat, tanpa berkoordinasi dan memberi peran kepada sang wakil. 

Mantan Wakil Bupati Jember 2 periode (2005 - 2015), Kusen Andalas ikut memberi nasehat terkait hubungan dua pimpinan Jember itu yang dikabarkan tak lagi serasi. Kusen dimintai pendapat wartawan, di sela-sela menghadiri acara salah anggota DPRD Jatim dari PDIP. 

“Sebetulnya masalah ini tidak baik, tanpa hasil yang tidak baik. Menjadikan satu keluarga itu, ya harus rukun saja. InsyaAllah kalau rukun akan membawa rezeki. Tapi kalau bercerai-berai, ya akhirnya rezeki mungkin tidak berkah,” ujar Kusen pada Selasa, 17 Juni 2025.

Kusen mengakui, tidak ada aturan yang memberi tugas secara pasti kepada wakil bupati dalam menjalankan pemerintahan. Namun, kepala daerah dan wakilnya semestinya bisa sama-sama memahami peran dan saling menghargai.  Posisi wakil bupati juga bukan sekedar pelengkap, tapi juga berperan strategis dalam mendampingi bupati. 

"Harapan saya, harus sama-sama menyadari apa tugas wakil dan tugas bupati. Harus dibicarakan dengan baik, bukan berjalan sendiri-sendiri. Jadi harus saling menghargai, antara bupati dengan wakil," tutur mantan Ketua DPC PDIP Jember ini. 

 

Ia mengakui, adalah hal yang wajar jika bupati dan wakilnya bisa berbeda pendapat. Kusen juga mencontohkan, selama 10 tahun menjadi wakil bupati, ia juga kerap berbeda pendapat dengan bupati Jember saat itu, MZA Djalal.

"Pasti ada perbedaan. Tapi saat itu, bupati Pak Djalal memberikan ruang untuk berdiskusi dengan saya. InsyaAllah kalau ada keterbukaan, bisa dibicarakan dengan baik," tuturnya.

Selama 10 tahun menjadi wabup, Kusen mengaku juga kerap dimintai pendapat oleh bupati MZA Djalal terkait permasalahan strategis. 

"Seperti soal anggaran, penataan birokrasi, bahkan soal masukan dari lapangan, beliau pasti mengajak saya berdiskusi,” kenang pria asal Kecamatan Wuluhan ini. 

Kusen menyebut, selama 10 tahun mendampingi bupati Djalal, dirinya tidak punya kewenangan yang lebih. Namun selalu menjalankan fungsi sebagai representasi kepala daerah dengan loyal dan penuh tanggung jawab.

“Saya hanya bergerak jika diberi perintah saat ada masalah, baik internal maupun eksternal, untuk memberi rekomendasi. Dan setelah diberitahu, baru kita ambil keputusan bersama,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari rakyat Jember, Kusen berharap ketidakharmonisan hubungan antara bupati dan wabup bisa segera teratasi demi kemaslahatan rakyat Jember. 

“Kalau para pejabatnya jadi saudara, saling percaya, saling mendukung, Insya Allah Jember akan lebih baik. Jangan sampai karena beda langkah, masyarakat yang jadi korban,” tandasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Jember Kusen Andalas Wakil Bupati Djoko Susanto Bupati Gus Fawait ketidakharmonisan pasangan kepala daerah PDIP Politisi Senior