KETIK, SURABAYA – PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung prinsip keberlanjutan nasional melalui penerapan Environmental, Social and Governance (ESG).
Salah satu langkah yang diambil adalah program elektrifikasi alat bongkar muat, baik di dermaga maupun di lapangan penumpukan TPS secara berkesinambungan.
Sekretaris Perusahaan TPS, Erika A. Palupi menyampaikan program elektrifikasi dapat mempersingkat waktu bongkar muat sehingga lebih efisien dan efektif. Program ini telah dijalankan sejak tahun 2016, melalui elektrifikasi 12 unit Container Crane (CC) di area dermaga dan sejak tahun 2024 dilanjutkan dengan elektrifikasi Rubber Tyred Gantry (RTG) yang membantu layanan jasa kepelabuhanan TPS di area lapangan penumpukan.
“Langkah elektrifikasi terbukti meningkatkan kehandalan alat, menekan downtime, meningkatkan pelestarian lingkungan melalui pengurangan emisi karbon & konsumsi energi fosil”, ujar Erika Jumat, 18 April 2025.
Saat ini TPS telah mengoperasikan empat unit RTG berbasis listrik dari total 22 unit yang ditargetkan rampung seluruhnya pada pertengahan 2026. Proses elektrifikasi dilakukan secara bertahap di area lapangan penumpukan TPS.
Dari sisi lingkungan, elektrifikasi RTG berdampak langsung terhadap pengurangan emisi karbon dan gas buang berbahaya lainnya akibat pembakaran bahan bakar solar. Satu unit RTG berbahan bakar solar umumnya mengonsumsi sekitar 400 liter per hari, menghasilkan emisi sekitar 1.072 kilogram CO₂. Peralihan ke tenaga listrik berdampak emisi tersebut dapat ditekan hingga nol.
Selain itu biaya operasional dapat ditekan menjadi lebih rendah dibandingkan tenaga fosil.
“Tercatat efisiensi biaya operasional mencapai 60% persen per unit per hari,” pungkasnya.
Dengan terus mengakselerasi elektrifikasi peralatan dan mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG dalam setiap lini operasional, TPS tidak hanya berkontribusi pada pencapaian target iklim nasional melalui pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 31,89% pada tahun 2030 dan mencapai net zero emissions pada tahun 2060 tetapi juga mengambil peran dalam mewujudkan pelabuhan hijau, efisien, dan berkelanjutan. (*)