Rasisme Suporter Bikin FIFA Hukum Indonesia, Tiket Laga Tiongkok Dipangkas

13 Mei 2025 10:22 13 Mei 2025 10:22

Thumbnail Rasisme Suporter Bikin FIFA Hukum Indonesia, Tiket Laga Tiongkok Dipangkas
Timnas Indonesia saat melawan Bahrain pada 25 Maret 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. (Foto: PSSI)

KETIK, JAKARTA – FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia akibat tindakan diskriminatif suporter saat pertandingan melawan Bahrain pada 25 Maret 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. 

Sanksi ini memaksa PSSI mengurangi jumlah penonton pada laga kandang berikutnya melawan Tiongkok dalam lanjutan Grup C Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada Kamis, 6 Juni 2025.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, menjelaskan bahwa FIFA mengirimkan surat bernomor FDD-23338 Pasal 15 tentang diskriminasi. Laporan FIFA menyebutkan perilaku diskriminatif berupa teriakan bernada xenophobia terhadap Bahrain terjadi di Sektor 19 Tribun Utara dan Selatan pada menit ke-80, melibatkan sekitar 200 suporter.

"Keputusan FIFA yang menyatakan PSSI harus bertanggung jawab terhadap perilaku diskriminatif suporter pada saat pertandingan Indonesia lawan Bahrain, yang dimainkan tanggal 25 Maret 2025, FIFA juga mengirimkan laporan, jadi ada monitoring sistem mereka, anti-diskriminasi, sebagai laporan mereka," jelas Arya.

Xenophobia adalah ketakutan, ketidaksukaan, atau kebencian terhadap orang asing atau kelompok yang dianggap berbeda secara fisik, budaya, maupun kewarganegaraan.

"Suporter berteriak 'Bahrain bla bla bla', akibatnya yang pertama PSSI didenda hampir setengah miliar, Rp400 jutaan lebih," ujar Arya.

"Kemudian yang kedua, PSSI diperintahkan FIFA untuk memainkan pertandingan berikutnya (lawan Tiongkok) dengan jumlah penonton terbatas," imbuhnya.

FIFA meminta PSSI mengurangi 15 persen kapasitas tiket di Tribun Utara dan Selatan serta menyerahkan rencana pemetaan tempat duduk 10 hari sebelum laga Indonesia vs Tiongkok.

"Tapi FIFA juga memberikan ruang atau alternatif, boleh saja diberikan, tapi kepada komunitas anti-diskriminasi, atau komunitas khusus seperti keluarga, mungkin pelajar atau perempuan," tutur Arya.

FIFA juga menginstruksikan pemasangan spanduk anti-diskriminasi saat pertandingan kandang Indonesia melawan Tiongkok.

"FIFA juga meminta kepada PSSI untuk bikin rencana komprehensif melawan tindakan diskriminasi di sepak bola Indonesia," tutur Arya.

Lebih lanjut, Arya menyatakan bahwa FIFA menekankan pentingnya kesetaraan dan anti-diskriminasi, sehingga PSSI diminta menyusun rencana komprehensif untuk mengatasi isu ini. Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh suporter Indonesia.

"Jadi tidak boleh ada ujaran kebencian, rasisme, xenophobia dan lain-lainnya. Ini pembelajaran bagi kita semua, jelas merugikan kita semua, tapi kita harus tanggung bersama-sama, jadi ke depan kita harus mulai melakukan langkah-langkah literasi dan pendidikan-pendidikan suporter untuk tidak melakukan hal-hal yang berhubungan dengan diskriminasi," tukas Arya Sinulingga.(*)

Tombol Google News

Tags:

Fifa Indonesia VS Bahrain Bahrain PSSI Timnas Indonesia