KETIK, SURABAYA – Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur Agus Black Hoe Budianto mengingatkan sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) lebih dimaksimalkan di berbagai titik rawan longsor, terutama di wilayah selatan yang memiliki kontur tebing curam.
"Geografis Jatim yang tidak lepas dari tebing dan pegunungan, terutama di sisi selatan. Dengan begitu, masyarakat bisa memiliki jaminan keamanan lebih baik," ujarnya di Surabaya, Sabtu, 12 April 2025.
Menurut dia, adanya EWS semakin memudahkan warga untuk bisa melakukan antisipasi bila terjadi ancaman longsor, termasuk EWS khusus di wilayah perairan pantai kawasan selatan Pacitan dan Trenggalek.
Sebagai langkah pencegahan lebih lanjut, ia juga mendorong pemerintah lebih aktif memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.
"Pencegahan itu penting. Pemerintah harus memberikan peringatan dini kepada masyarakat agar mereka bisa mengantisipasi lebih awal jika terjadi cuaca ekstrem," katanya.
Tak itu saja, legislator asal Fraksi PDI Perjuangan itu meminta pemprov mengecek dan memetakan titik rawan di kawasan setempat.
"Sekali lagi, kita harus sadar bahwa dengan geografis yang ada, Jawa Timur sangat rawan terjadinya longsor, terutama di daerah Pacet, Pacitan, Ponorogo dan Magetan," tutur dia.
Sebagai langkah awal mitigasi bencana, anggota DPRD Jatim Dapil Magetan-Ngawi-Trenggalek-Ponorogo dan Pacitan itu meminta Dinas Perhubungan serta Dinas PU Bina Marga Jatim segera memetakan titik-titik berpotensi longsor tinggi.
Dengan adanya pemetaan ini, lanjut Agus, masyarakat dapat lebih waspada dan mengetahui daerah mana yang aman untuk dilalui, terutama saat curah hujan tinggi.
Selain itu, ia menekankan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat terkait daerah rawan longsor agar memiliki acuan jelas mengenai keamanan wilayah tempat tinggal atau rute perjalanan.
"Masyarakat harus mendapatkan informasi jelas mengenai titik-titik rawan longsor sehingga mereka bisa tahu daerah mana yang aman dan mana yang harus dihindari saat hujan deras terjadi," tuturnya.
Upaya mitigasi bencana, kata Agus, tidak hanya berhenti pada pemetaan, tetapi juga harus dibarengi dengan kesiapan alat berat di lokasi-lokasi strategis guna mempercepat proses penanganan jika terjadi longsor. (*)