KETIK, MALANG – Sedikitnya terdapat 16 peristiwa bencana alam tanah longsor di Kabupaten Malang selama libur panjang Isra Mikraj dan Imlek 2025. Jumlah bencana alam tanah longsor terhitung mulai 26 hingga 29 Januari 2025.
Peristiwa tanah longsor pertama terjadi di Desa Pait, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Hujan dengan intensitas sedang menyebabkan Jalan Arteri Desa Pait Longsor, 26 Januari 2025
Longsor membuat separuh jalan terputus. Sehingga menyebabkan aktivitas warga terganggu. Masih pada hari yang sama, longsor juga terjadi di Jalur Lintas Selatan atau JLS.
Tepatnya di JLS Kelok 9 amblas dan longsor. Sebelumnya juga telah terjadi longsor di tempat sama beberapa waktu lalu. Senin, 27 Januari 2025 terjadi longsor di Desa Wonoayu Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang.
Tanah di halaman rumah warga milik Kusnan longsor setinggi 10 meter. Sehingga menyebabkan jalan Provinsi arah Malang-Kediri maupun sebaliknya menjadi terganggu.
Bencana tanah longsor terjadi di Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Senin, 27 Januari 2025. Terdapat tiga titik peristiwa tanah longsor di Kecamatan Pujon tersebut.
Masih pada hari yang sama, hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan tanah longsor di Desa Pahit, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Terdapat tiga titik longsor di desa itu.
Sedangkan sepanjang Rabu, 29 Januari 2025, terdapat 5 kejadian tanah longsor. 4 kejadian berada di Malang Barat yang meliputi Kecamatan Pujon, Ngantang dan Kasembon. Sedangkan satu titik longsor berada di Kecamatan Dau.
Seluruh kejadian tanah longsor tersebut dihimpun melalui data dari Pusdalops BPBD Kabupaten Malang. Dari pihak BPBD Kabupaten Malang juga telah memberikan peringatan dini cuaca ekstrem
"Sesuai dengan pers rilis BMKG, diimbau kepada masyarakat Kabupaten Malang, terutama yang berada pada daerah rawan bencana agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terhadap potensi cuaca ekstrem," tulis akun Instagram BPBD Kabupaten Malang yang diunggah pada Selasa, 28 Januari 2025.
Masih pada imbauan BPBD Kabupaten Malang, cuaca ekstrem berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi. Yakni meliputi banjir, hujan lebat, tanah longsor angin kencang, angin puting beliung hingga hujan es. (*)