Sumenep Terendam, Aktivis Gen Eco Action: Bukan Sekadar Karena Hujan, Tapi Sampah

14 Mei 2025 07:44 14 Mei 2025 07:44

Thumbnail Sumenep Terendam, Aktivis Gen Eco Action: Bukan Sekadar Karena Hujan, Tapi Sampah
Pengendara sepeda motor dan mobil tampak berhati-hati melewati genangan air yang cukup dalam di Sumenep, Madura, 13 Mei 2025. (Foto: Fery Purnomo/Ketik.co.id)

KETIK, SUMENEP – Hujan deras melanda Kabupaten Sumenep sepanjang Selasa pagi hingga sore, 13 Mei 2025. Hal ini mengakibatkan banjir di sejumlah titik. Termasuk area pusat kota dan permukiman warga.

Derasnya curah hujan memicu meluapnya air di beberapa kawasan strategis. Salah satunya di ruas Jalan Bumi Sumekar yang terendam cukup parah dan menghambat aktivitas harian masyarakat.

Genangan air yang menutupi jalan raya menyulitkan pengguna jalan, terutama pengendara motor dan mobil yang harus memperlambat laju kendaraan karena kondisi jalan yang licin dan dipenuhi tumpukan sampah. Pemandangan ini tidak hanya mencerminkan dampak cuaca ekstrem, tetapi juga mengindikasikan rendahnya kepedulian terhadap kebersihan lingkungan yang memperburuk situasi.

Warga terdampak menyampaikan, banjir mulai masuk ke rumah mereka sejak siang hari. Salah satu warga, Rudi, menceritakan, air tiba-tiba meluap dari saluran drainase dan dalam waktu kurang dari satu jam telah merendam lantai rumahnya hingga setinggi betis.

Fenomena ini menjadi sorotan kalangan aktivis lingkungan. Moh. Iskil El Fatih, Koordinator Gen Eco Action menjelaskan bahwa banjir yang terjadi tidak semata-mata disebabkan oleh intensitas hujan, melainkan juga karena saluran air yang tersumbat oleh sampah rumah tangga.

Ia menegaskan bahwa apabila sistem drainase bersih dan berfungsi dengan baik, maka air hujan dapat mengalir dengan lancar tanpa menyebabkan genangan. Sayangnya, banyak saluran yang dipenuhi limbah, menyebabkan air meluap ke permukiman dan jalan.

Iskil menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi persoalan ini. Menurutnya, kesadaran individu dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat diperlukan, namun peran aktif pemerintah tidak kalah penting, khususnya dalam hal penyediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai serta pembangunan dan perawatan sistem drainase.

"Kolaborasi dua arah menjadi mutlak. Jika masyarakat sadar namun pemerintah abai, atau sebaliknya, maka banjir akan terus menjadi siklus tahunan yang tak terselesaikan," ujarnya.

Menanggapi situasi ini, Rudi juga berharap agar pemerintah tidak hanya melakukan tindakan tanggap darurat pascabanjir seperti pembersihan saluran dan penyedotan genangan, tetapi juga merancang solusi jangka panjang. Beberapa di antaranya termasuk pembangunan infrastruktur drainase modern, program edukasi lingkungan secara berkelanjutan, dan penguatan peran komunitas dalam menjaga kebersihan wilayah masing-masing. (*)

Tombol Google News

Tags:

Sumenep #daruratbanjir Lingkungan #genecoaction sumenep banjir