Tak Hanya Produsen Utama Gula, Jatim Bertekad Jadi Pionir Peningkatan Inovasi Tebu

25 April 2025 18:15 25 Apr 2025 18:15

Thumbnail Tak Hanya Produsen Utama Gula, Jatim Bertekad Jadi Pionir Peningkatan Inovasi Tebu
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa asik ngobrol dengan Direktur Utama (Dirut) PT SGN, Mahmudi di Kantor Gubernur Jalan Pahlawan Surabaya, Kamis, 24 April 2025. (Foto: Biro Adpim Pemprov Jatim)

KETIK, SURABAYA – Gubernur Khofifah Indar Parawansa bertekad menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang tidak hanya menjadi produsen utama gula, tetapi juga pionir dalam inovasi dan peningkatan produktivitas tebu.

Hal tersebut disampaikannya usai bertemu Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Mahmudi beserta jajarannya di Kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan Surabaya, Kamis, 24 April 2025.

"Kami ingin Jatim sebagai pilar utama dalam mewujudkan swasembada gula nasional yang berkelanjutan dan berdaya saing," ujarnya.

Sebagai lumbung tebu terbesar di Indonesia, kata dia, Jatim memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan dan menjaga ketahanan pasokan gula nasional.

Saat ini, terdapat 32 pabrik gula di 16 kabupaten/kota seperti Probolinggo, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Malang, Kediri, Madiun, Tulungagung, Sidoarjo dan sejumlah daerah lainnya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2024, pabrik-pabrik itu memproduksi lebih dari 51,87 persen dari total produksi gula nasional.

“Prosentase tersebut menjadikan Jatim sebagai sentra penghasil gula terbesar di Indonesia,” ucap Khofifah.

Selain itu, Pemprov Jatim terus mendorong penguatan kebijakan mendukung industri gula, seperti pemberian insentif kepada petani serta pengembangan infrastruktur pertanian berbasis teknologi.

Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan adalah pengesahan Pergub Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pengembangan Perkebunan Tebu Terpadu. Pergub ini menjadi fondasi penting untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan petani tebu dalam menciptakan ekosistem gula yang berkelanjutan.

Sememtara itu, Data Dinas Perkebunan Jatim hingga 15 Oktober 2024 menunjukkan bahwa luas lahan tebu yang telah digiling mencapai 229.869 hektare, dengan produksi tebu sebanyak 16.157.596 ton dan gula sebesar 1.222.292 ton.

Peningkatan rendemen menjadi 7,47 persen juga menunjukkan kerja keras kolektif dalam meningkatkan mutu dan kuantitas produksi.

Stok gula kristal putih di Jatim per 15 Oktober 2024 mencapai 669.224 ton, terdiri dari 59.821 ton di petani, 443.867 ton di pedagang, 133.095 ton di pabrik, dan 32.442 ton di PTPN.

Karena itulah Gubernur Khofifah  menekankan pentingnya kolaborasi erat dengan pelaku industri gula, termasuk PT SGN guna memperkuat sektor ini secara menyeluruh.

“Sebagai provinsi dengan potensi besar, kami berkomitmen untuk mendorong peremajaan kebun tebu, pengembangan varietas unggul, serta penerapan teknologi pertanian yang modern,” katanya.

“Produktivitas dan efisiensi harus terus ditingkatkan untuk mendukung kesejahteraan petani dan menjaga ketahanan pasokan gula nasional,” tamba Khofifah.

Sementara itu, Direktur Utama PT SGN Mahmudi menyampaikan target perusahaan untuk memproduksi 2 juta ton gula nasional pada tahun 2027, dengan 75 persen berasal dari pabrik di Jawa Timur.

SGN, lanjut dia, juga berencana mempercepat modernisasi industri gula dan memperkuat kemitraan dengan petani.

“Kami siap menjadikan Jawa Timur sebagai pusat riset dan pengembangan industri gula, yang fokus pada efisiensi produksi dan kualitas produk,” tegas Mahmudi. (*)

Tombol Google News

Tags:

Swasembada Gula nasional Gubernur Jatim Gubernur Khofifah Khofifah Indar Parawansa