Gebrakan Gubernur Khofifah di Tengah Kontraksi Ekonomi Global

Misi Dagang “Ke Luar Kandang” Jadi Ikhtiar Khofifah Stabilkan Jatim

25 April 2025 16:00 25 Apr 2025 16:00

Thumbnail Misi Dagang “Ke Luar Kandang” Jadi Ikhtiar Khofifah Stabilkan Jatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan sambutan di sela kegiatan forum Misi Dagang Pemprov Jatim yang digelar di Provinsi Maluku, 22-23 April 2025. (Foto: Dok Biro Adpim Jatim).

KETIK, SURABAYA – Sejak dilantik 20 Februari 2025 oleh Presiden RI Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah melakukan sejumlah gebrakan untuk menjaga stabilitas ekonomi provinsi setempat.

Terlebih, di tengah kontraksi ekonomi global saat ini. Yang mana, dunia perekonomian Tanah Air mengalami gonjang-ganjing sehingga membuat pemerintah berpikir keras bagaimana menjaga perekonomian tetap stabil dan rakyatnya sejahtera.

Dalam rentang waktu hanya dua bulan, Maret-April 2025, Gubernur Khofifah menggebrak. Orang nomor satu di Pemerintahan Provinsi Jawa Timur itu “ke luar kandang” ke sejumlah provinsi melakukan kegiatan yang namanya Misi Dagang.

Misi Dagang Jatim ini bertujuan untuk meningkatkan peluang pasar dalam negeri, mengoptimalkan sektor perdagangan antarpulau antarprovinsi serta mendorong kedaulatan pasar dalam negeri.

Selain itu, pelaksanaan misi dagang merupakan upaya fasilitasi mempertemukan para pelaku usaha dari kedua provinsi.

Beberapa sektor yang disasar antara lain potensi produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis dan peluang lainnya dalam rangka memenuhi substitusi impor (bahan baku).

Pada 12 Maret 2025 Khofifah sendiri yang memimpin forum tersebut. Tujuannya ke Provinsi Maluku Utara, yang digelar di Kota Ternate. Pada kesempatan itu, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda menyambutnya positif.

Di Maluku Utara, hadir 155 pelaku usaha dari kedua provinsi, masing-masing 55 pelaku usaha dari Jatim dan 100 pelaku usaha dari tuan rumah.

Beberapa komoditi dari Jatim yang ditransaksikan berupa produk hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan aneka IKM/UMKM.

Sedangkan, komoditi dari Maluku Utara yang ditransaksikan yaitu produk hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan serta aneka IKM/UMKM.

Hanya dalam jangka waktu sehari, transaksi pada misi dagang tersebut mencapai Rp568,042 miliar. Rinciannya, Jatim membeli Rp296,368 miliar dan menjual Rp271,674 miliar.

Sebulan kemudian, tepatnya 13 April 2025, Gubernur Khofifah “terbang” ke Sumatera Utara. Di Kota Medan, gubernur dua periode itu bersilaturahim dan bertemu dengan Gubernur Sumut Bobby Nasution.

Sejumlah topik dibahas, seperti program Sekolah Rakyat (SR), pengelolaan pajak hingga ketahanan pangan.

Dalam unggahan di media sosial pribadinya, Bobby juga menyampaikan bersama Khofifah membahas kebijakan-kebijakan dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di tengah situasi global yang penuh dengan ketidakpastian.

Sepekan berikutnya, tepatnya 22 April 2025, Gubernur Khofifah kembali menggelar forum misi dagang. Tujuannya tetap di kawasan Indonesia Timur, yakni di Provinsi Maluku.

Kali ini, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu didampingi Ketua DPRD Jatim Musyafak Rouf bersama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Iwan.

Tujuan utamanya sama, yaitu memperkuat kolaborasi strategis Jatim di Indonesia Timur di tengah kontraksi ekonomi global.

Selama dua hari, 22-23 April 2025, terdapat dua agenda yang digelar, yaitu gathering penguatan pasar daerah dan misi dagang.

Sebagai informasi, misi dagang ke Maluku pernah dilakukan pada akhir tahun 2021. Saat itu, nilai komitmen transaksi mencapai Rp232,7 miliar dengan 49 transaksi dagang.

Diharapkan, misi dagang kali ini membawa dampak lebih baik lagi bagi masyarakat kedua provinsi, sekaligus dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usahanya.

“Ini menjadi ikhtiar bersama. Di saat banyak kontraksi ekonomi global, namun Jatim terus melangkah. Harapan lainnya juga dapat mendorong pelaku usaha lokal mendapat jejaring bisnis baru,” kata Khofifah.

Tak itu saja, diharapkan program ini juga menjadi media memperkuat hubungan dagang, meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta membawa kesejahteraan masyarakat kedua provinsi tersebut.

Total sebanyak 50 pelaku usaha asal Jatim mengikuti forum misi dagang, yang berasal dari sejumlah asosiasi usaha di Jatim, seperti KADIN, IWAPI, HIPMI dan lainnya.

Sedangkan, dari Maluku melibatkan 100 pelaku usaha dari binaan organisasi perangkat daerah (OPD), asosiasi pelaku usaha hingga BUMD.

Misi dagang kali ini mencatatkan transaksi final mencapai Rp460.751.014.000. Ditegaskannya, Jatim merupakan kontributor ekonomi tertinggi kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta dengan kontribusi sebesar 14,39 persen thread PDB Indonesia, dan berkontribusi sebesar 25,23 persen terhadap PDRB Pulau Jawa.

Pada Triwulan IV-2024, ekonomi Jatim tumbuh positif sebesar 5,03 persen (y-on-y) dengan total nilai PDRB ADHB sebesar Rp802,45 triliun.

Di sisi lain, forum misi dagang sejatinya bukan program baru Pemprov Jatim. Gubernur Khofifah telah melaksanakan berbagai upaya menstabilkan ekonomi tersebut sejak periode pertamanya memimpin, yakni 2019-2024.

Karena dinilai langkah strategis dan membuahkan hasil positif maka program serupa dipertahankan, bahkan diperluas lagi dengan berbagai kegiatan-kegiatan ekonomi yang menguntungkan rakyatnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Gubernur Jatim Gubernur Khofifah Khofifah Indar Parawansa misi dagang Ekonomi Jatim Pemprov Jatim pemprov maluku ekonomi stabil