Khofifah: Luas Tanam Padi di Jatim Cukup Besar, Sumbang 25 Persen Skala Nasional

24 April 2025 10:33 24 Apr 2025 10:33

Thumbnail Khofifah: Luas Tanam Padi di Jatim Cukup Besar, Sumbang 25 Persen Skala Nasional
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menanam padi, Kamis, 24 April 2025. (Foto: Biro Adpim Pemprov Jatim)

KETIK, SURABAYA – Jawa Timur berkontribusi sebesar 25 persen terhadap total luas tanam nasional. Hal ini tercermin dari gerakan tanam padi serentak pada bulan April, yang telah mencapai realisasi seluas 924.989 hektare di seluruh Indonesia. 

Dari jumlah tersebut, total luas tanam padi di Jatim mencapai 227.802 hektare sejak awal hingga 22 April.

“Artinya jika dilihat persentase tanam padi Jatim berkontribusi cukup besar terhadap capaian nasional," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya pada Kamis, 24 April 2025.

Berdasarkan data BPS RI per 8 April 2025, luas panen Jatim Januari–Mei 2025 diprediksi mencapai 964.768 hektare. Sementara luas panen tahun 2024 Januari–Mei mencapai sebesar 859.957 hektare.

"Artinya ada kenaikan lebih tinggi 104.811 hektare atau sekitar 12,19 persen dari tahun 2024 di bulan yang sama," tegasnya.

"Luas Panen ini menjadi yang terbesar dibanding dua provinsi terbesar penghasil padi, yaitu Jawa Tengah sebesar 811.994 hektare dan Jawa Barat sebesar 753.287 hektare," imbuhnya.

Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa kemarin telah dilaksanakan kegiatan tanam serentak nasional yang dipimpin langsung oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. Kegiatan ini dilaksanakan simultan di 14 provinsi secara daring.

"Dan Desa Purwosari, Kecamatan Babadan, Ponorogo, menjadi titik pusat acara tanam serentak di Jawa Timur," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, di Desa Purwosari juga dilaksanakan penanaman padi dengan menggunakan dua metode, yakni metode manual dan metode penggunaan transplanter.

Gubernur Khofifah terus mengawal komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendukung target nasional produksi padi guna mewujudkan ketahanan pangan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong percepatan tanam dengan memanfaatkan sisa musim hujan yang masih berlangsung.

"Jika percepatan tanam dilakukan maka akan  dapat membantu meningkatkan produksi, efisiensi, dan pendapatan petani, serta meningkatkan ketahanan pangan nasional," katanya.

Percepatan tanam dicapai dengan melancarkan proses panen, melaksanakan koordinasi penyerapan gabah oleh Bulog pada harga Rp6.500 per kilogram, dan secara paralel mendorong ketersediaan bibit dan pelaksanaan penyemaian luar lahan.

"Metode penyemaian luar lahan turut diterapkan pada kegiatan tanam serentak di Ponorogo. Tanaman padi sudah tumbuh di media tanam dan sudah berusia sekitar 2 minggu saat ditanam di lahan sawah," terangnya.

Ia berharap tingginya kontribusi Jawa Timur dalam percepatan tanam padi dapat menjadi pemantik bagi semua pihak, khususnya para petani, untuk terus meningkatkan produktivitas. Selain itu, diharapkan upaya pengembangan inovasi di sektor pertanian dan ketahanan pangan juga terus dilakukan.

"Kembali kami bersyukur bahwa Jawa Timur menjadi provinsi dengan laju tanam padi tertinggi nasional harapannya ini bisa menjadi faktor yang mendorong peningkatan produktivitas di sektor pertanian," harapnya.

"Dan muaranya adalah kontribusi Jatim untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Gubernur Jatim Khofifah Khofifah Indar Parawansa Gubernur Khofifah Padi Jawa timur jatim