KETIK, SURABAYA – Tulola dan Kira-kira membuat pameran dan fashion show perhiasan khas Indonesia di Rumah Makan De Soematra. Berbagai perhiasan dari pengerajin dari Bali dan Jawa yang memiliki ciri khas Indonesia.
"Kami membuat pameran di Surabaya karena kami wanita Indonesia melihat Wanita Surabaya memiliki energi positif, tahun lalu kami datang ke Surabaya untuk membuat pameran dan hanya mengundang 70 orang yang hadir bisa dua kali lipat jadi energi ini yang ingin kami Tulola dan Kira-kira untuk kembali membuat pameran ini disini," ucap salah satu Founder Tulola, Happy Salma, Kamis (16/11/2023).
Model berlenggak-lenggok memamerkan perhiasan dari Tulola dan Kira-kira, Kamis (16/11/2023). (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)
Mengangkat tema Lilydina, pameran kali ini membawa ratusan koleksi perhiasan ke Surabaya. "Lily memiliki makna kemurnian, kesetiaan, serta kehidupan baru dalam kesucian, dan Dina berarti cantik. Lilydina adalah representasi para perempuan yang mampu berdikari dan mencari kebahagiaan untuk dirinya," ucap Happy Salma.
Dengan pameran ini, Sri Luce menilai kecantikan wanita Indonesia sangat cantik. "Kami berharap lewat acara ini, perempuan yang hadir bukan hanya sekadar mengoleksi karya yang ditampikan, namun dapat saling membagi pengalaman hingga dapat berkolaborasi dengan brand lokal lain di kemudian hari,"jelas salah satu founder Tulola Sri Luce
Momentum perayaan ini juga dimaknai dengan peluncuran koleksi busana dari merk brand lokal kira-kira yang khusus diciptakan pada event Lilydina yamg dimiliki Azza Dina, founder dan owner de Soematra.
Salah satu model yang membawakan beberapa karya perhiasan dari Tulola, Kamis (16/11/2023). (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)
"Harapan saya, semoga acara ini dapat memberikan inspirasi bagi para wanita, khususnya yang ada di Surabaya, bahwa cantik itu sederhana, sebagaimana Tulola dan Kira-Kira yang selalu ingin membuat wanita merasa cantik tanpa harus berlebihan. Semoga pada event selanjutnya. kami selalu bisa selaras dan sejalan membuat para wanita berbahagia dan bangga dapat menjadi diri sendiri," ungkap Azza Dina. (*)