Unesa Gelar Simposium Internasional: Mendorong Inovasi Teknologi untuk Pendidikan Inklusif

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Muhammad Faizin

15 Januari 2025 16:51 15 Jan 2025 16:51

Thumbnail Unesa Gelar Simposium Internasional: Mendorong Inovasi Teknologi untuk Pendidikan Inklusif Watermark Ketik
Uji coba alat inovasi disabilitas untuk anak dengan berkebutuhan khusus. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id )

KETIK, SURABAYA – Dalam upaya mengembangkan pendidikan khusus atau pendidikan inklusif di Indonesia, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar internasional symposium pertama yang membahas mengenai inovasi dalam meningkatkan akses pendidikan inklusif di berbagai daerah.

Mengambil tema "in Inclusive Education to Empowering the Innovation in Assistive Technology for the Equity and Accesibility" melalui acara ini dunia pendidikan berharap pemerintah daerah (Pemda) pada prakteknya lebih mengembangkan lagi penerapan pendidikan inklusif di wilayah mereka.

Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Baharuddin mengatakan jika kebijakan terkait pendidikan inklusi sudah cukup banyak.

Hal ini kembali lagi kepada peran pemda bagaimana cara pandang mereka dalam mengembangkan pendidikan inklusif untuk menciptakan kesetaraan bagi pelajar berkebutuhan khusus.

"Secara otonomi Pemda baik provinsi maupun kabupaten kota itu memiliki cara pandang mengimplementasikan kebijakan dari pusat. Oleh sebab itu untuk memaksimalkan hal ini perlu kerja sama yang kuat antara pusat dan daerah," jelas Baharuddin, Rabu 15 Januari 2025.

 

Foto Pelaksanaan diskusi terkait pembangunan pendidikan inklusif di Indonesia. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)Pelaksanaan diskusi terkait pembangunan pendidikan inklusif di Indonesia. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

 

Lebih lanjut dirinya menambahkan sejauh ini pemerintah pusat sudah mengupayakan beragam program untuk meningkatkan penerapan pendidikan inklusif di Indonesia, salah satunya melakukan pelatihan kepada guru melalui Unit Layanan Disabilitas (ULD).

"Kami terus mendorong pemerintah daerah karena kebijakan terkait ULD, seperti anggaran itu kewenangannya ada di pemerintah daerah," tambahnya.

"Pemerintah pusat hanya mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait pengaturan ULD," imbuhnya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan dan Publikasi Science Center Unesa, Bambang Sigit menuturkan jika kegiatan ini merupakan hasil tindak lanjut dari upaya diseminasi atas produk yang dibuat bagi para penyandang disabilitas.

Sedangkan untuk pendidikan inklusif di Unesa sendiri sudah berjalan cukup baik. Banyak mahasiswa disabilitas yang menuntut ilmu di Unesa, mereka tersebar di berbagai fakultas dan prodi.

"Kebetulan di Unesa secara spesifik disemua fakultas itu ada kelompok disabilitas. Mereka selalu diberi perhatian dan bekal bagaimana menjalani kehidupan dengan baik ditengah keterbatasan," ujarnya.

Oleh sebab itu penting untuk mengimplementasikan inovasi dan hasil riset untuk dikembangkan demi kelompok diaabilitas," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Internasional symposium Pendidikan Inklusif Anak berkebutuhan khusus ULD Pemkot Surabaya