KETIK, PACITAN – Awal Desember 2024 lalu, seorang petani, Maryono, asal Kecamatan Kebonagung, Pacitan, kedapatan bertemu seekor ular King Cobra berukuran lebih dari dua meter sedang melingkar di kebun miliknya di Dusun Krajan RT 03 RW 01, Desa Wonogondo.
Was-was akan bahaya yang timbul oleh ular dengan bisa mematikan itu, Maryono segera mengambil tindakan. Dengan menggunakan kayu, ia memukul ular tersebut hingga mati.
Keesokan harinya di lokasi serupa, Maryono mulai menyadari sesuatu yang lebih mengerikan.
Saat kembali ke lokasi tempat ular itu ditemukan, ia melihat seekor anak King Cobra baru saja menetas di dekat sarang tersembunyi di bawah pohon bambu.
Tak lama setelah itu, anak ular yang ditemukan juga tak luput dari nasib yang sama yakni dibunuh.
Maryono akhirnya memutuskan untuk melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang, yaitu Animal Rescue yang dipimpin oleh Nugroho Suryo Wiyono.
Pada Minggu pagi, 26 Januari 01 2024, tim dari Animal Rescue Pacitan langsung turun ke lokasi untuk melakukan penelusuran lebih lanjut.
Nugroho, bersama timnya, menemukan bukti, ada sekitar 25 kulit telur King Cobra yang telah menetas, dugaan kuat ada banyak anak ular dan mungkin telah menyebar di sekitar area tersebut.
Dalam pencarian lebih lanjut, tim menemukan satu anak King Cobra yang masih berada di sekitar sarang, yang segera diamankan demi keselamatan warga sekitar.
“Sisa anak King Cobra yang masih ditemukan di lokasi segera kami amankan,” kata Nugroho.
Mengingat itu, Nugroho menghimbau agar warga tidak bertindak gegabah jika menemukan ular sejenis. Sebaiknya, segera melaporkan penemuan tersebut kepada pihak yang berwenang agar penanganannya bisa dilakukan dengan aman dan tepat.
Saat ini, tim Animal Rescue terus memantau area sekitar pohon bambu tempat sarang King Cobra ditemukan, guna memastikan tidak ada anak ular lainnya yang berkeliaran dan membahayakan keselamatan warga.
"Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan bahaya yang bisa timbul dari keberadaan ular berbisa seperti King Cobra," tutupnya. (*)