Ini Argumen Para Kepala SMP Negeri Sidoarjo, Mengapa Ribuan Anak di Sidoarjo Tidak Sekolah

Editor: Fathur Roziq

31 Desember 2024 08:57 31 Des 2024 08:57

Thumbnail Ini Argumen Para Kepala SMP Negeri Sidoarjo, Mengapa Ribuan Anak di Sidoarjo Tidak Sekolah Watermark Ketik
Kepala SMP Negeri 4 Sidoarjo Lilik Sulistiowati SPd MPd menjelaskan sebab-sebab anak tidak mau sekolah saat hearing dengan Komisi D DPRD Sidoarjo Senin (30 Desember 2024). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Pimpinan satuan pendidikan dinilai ikut bertanggung jawab atas ditemukannya ribuan anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Sidoarjo. Di antaranya, para kepala sekolah SMP negeri. Kasek-Kasek itu dipanggil untuk hearing di DPRD Sidoarjo. Mereka pun menyatakan beragam pendapat, alasan, dan upaya-upaya mencegah anak tidak sekolah. Peran orang tua jadi sorotan. 

Kepala SMPN 1 Tarik Sulih Prihatiningsih menyebutkan di sekolahnya tidak ada siswa drop out. Yang ada adalah dua siswa kelas VII yang belum mau masuk sekolah hingga sekarang. Tempat tinggalnya satu kampung dengan lokasi SMPN 1 Tarik. Sekolah sudah turun tangan. Mendatangi rumah mereka.

Anak itu semula mondok, tapi tidak kerasan. Lalu, pindah ke SMPN 2 Balongbendo, tapi juga tidak kerasan lagi. Setiap didatangi ke rumahnya, anak yang tidak sekolah itu diam saja. Bilang mau masuk sekolah esok harinya, tapi ternyata tidak datang juga.

”Orang tuanya sudah menyerah,” kata Sulih saat hearing dengan Komisi DPRD Sidoarjo pada Senin (30 Desember 2024).

Foto Para kepala SMP negeri se-Kabupaten Sidoarjo yang diundang hearing oleh DPRD Sidoarjo. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Para kepala SMP negeri se-Kabupaten Sidoarjo yang diundang hearing oleh DPRD Sidoarjo. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

Kepala SMPN 2 Sidoarjo Drs Qodim MSi memastikan di sekolahnya tak ada anak tidak sekolah. Dua anak di Kecamatan Tarik itu belum termasuk drop out. Dia menyarankan mereka ikut kejar paket atau mutasi saja.

Kasek SMPN 1 Gedangan Hari Setiawan berpendapat. Anak putus sekolah tidak hanya berkaitan dengan sekolah-sekolah negeri. Di sekolah-sekolah swasta juga bisa ditelusuri. SMPN 1 Gedangan sendiri pernah melacak seorang anak yang tidak sekolah.

Setelah dicari, dia bekerja. Anak kelas VII itu ternyata disuruh ayahnya membantu bekerja sebagai sopir di Bali. Suatu saat dia tiba-tiba datang dan bilang ingin sekolah lagi. Karena waktunya tidak memungkinkan, sekolah kemudian mengomunikasikannya ke PKBM. Hari Setiawan mendaftarkannya. Pakai uang pribadi. Untuk biayanya, guru-guru urunan SMPN 1 Gedangan urunan.

Foto Kepala SMPN 2 Sidoarjo Drs Qodim MSi (kiri) dan Kepala SMPN 1 Sidoarjo Matnuri SPd MM menghadiri menyimak penjelasan pimpinan DPRD Sidoarjo. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Kepala SMPN 2 Sidoarjo Drs Qodim MSi (kiri) dan Kepala SMPN 1 Sidoarjo Matnuri SPd MM menghadiri menyimak penjelasan pimpinan DPRD Sidoarjo. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

”Akar ATS ini bermuara di keluarga. Kenapa anak tidak mau sekolah, itu pasti ada masalah di keluarga,” jelasnya.

Kepala SMP N 4 Lilik Sulistiowati menyatakan anak putus sekolah sering disebabkan faktor keluarga. Perceraian, perpisahan, keluarga tidak harmonis. Di rumah sudah tidak nyaman. Tidak ada anak putus sekolah karena biaya.

Selain itu, anak-anak tidak mau sekolah karena kecanduan gadget. Orang tua tidak mampu mengatasinya. Sekolah berkomunikasi aktif dengan melakukan home visit. Juga mengirim surat panggilan kepada keluarga.  Orang tuanya bilang sudah pasrah. Anak mereka mau diapakan oleh sekolah.

Namun, lanjut Lilik, sampai kapan pun sekolah menunggu. Dia tidak akan dikeluarkan. Wali kelas ditugasi datang ke rumah. Sekolah berupaya maksimal agar jangan sampai anak putus sekolah.

Ada lagi siswa yang dilacak, tapi belum ketemu. Anaknya hilang. Orang tua bekerja di Jogjakarta dan tinggal bareng neneknya. Dia tidak bisa baca sama sekali, tapi sudah diterima di kelas VII. Dia minder. Tidak masuk sekolah. Ortu menyerah. Tapi, sekolah terus berusaha mendampingi agar anak tidak putus sekolah.

”Sudah kami lakukan semuanya,” jelasnya. (*)

 

 

Tombol Google News

Tags:

sidoarjo DPRD Sidoarjo Komisi D DPRD Sidoarjo Dinas Pendidikan Sidoarjo Disdikbud Sidoarjo SMPN 4 Sidoarjo SMPN 2 Sidoarjo Anak Putus Sekolah Anak tidak sekolah