KETIK, MALANG – Para calon mahasiswa baru yang akan mendaftarkan diri di Universitas Brawijaya (UB) pada Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 diperkirakan meningkat.
Namun Wakil Rektor I Bidang Akademik UB, Prof Imam Santoso menyebutkan bahwa tidak ada perubahan pada kuota penerimaan.
Hal tersebut disebabkan oleh pemberian apresiasi bagi sekolah yang telah menerapkan sistem e-rapor. Pasalnya sekolah yang telah menerapkan e-rapor mendapatkan tambahan kuota eligible sebesar 5 persen.
"Dugaan saya karena yang eligible akan lebih banyak, berarti potensi jumlah pendaftar akan lebih banyak juga. Tapi kalau kuota relatif tetap," ujarnya, Senin 23 Desember 2024.
Di tahun sebelumnya, kuota siswa yang berhak ikut SNBP ditentukan pada akreditasi sekolah. Sekolah dengan akreditasi A berhak atas kuota 40 persen terbaik, akreditasi B 25 persen, dan akreditasi C sebesar 5 persen.
"Sebagai inovasi, sekolah yang menggunakan e-rapor dalam proses pengisian PDSS akan mendapatkan tambahan kuota sebesar 5 persen. Ini menunjukkan bahwa ke depan akuntabilitas e-rapor menjadi penting sehingga oleh panitia diapresiasi," lanjutnya.
Dalam penerimaan mahasiswa baru, prestasi akademik dan non-akademik yang berasal dari lembaga atau penyelenggara bereputasi akan dijadikan pertimbangan.
Dengan demikian jika prestasi tersebut diakui oleh panitia seleksi nasional, akan menyumbang nilai yang signifikan bagi peserta.
"Intinya mereka yang punya prestasi akademik itu sangat dipertimbangkan. Misal tahfiz, juara di PON, di bidang seni, atau prestasi akademik," tuturnya.
Prof Imam menambahkan bahwa saat ini hampir 50 persen SMA/SMK/sederajat di Indonesia telah menerapkan kurikulum Merdeka Belajar. Siswa tidak ada penjurusan IPA/IPS/Bahasa seperti kurikulum sebelumnya.
Kondisi tersebut menjadi sorotan tersendiri sehingga apabila siswa ingin mengambil jurusan tertentu maka akan direkognisi dari mata pelajaran yang diambil saat sekolah.
"Kalau dia ambil Kedokteran, maka wajib saat SMA mengambil mata pelajaran Biologi. Kalau mau Teknik Sipil, misalnya ada syarat mata pelajaran Matematika atai Fisika, itu semua tergantung universitas masing-masing. Kalau tidak ada, ya tidak bisa direkognisi," tutupnya.(*)