Bangun Kolaborasi Internasional, FTP UB Hadirkan Pakar Ilmu Sensori se-Asia Tenggara

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Aziz Mahrizal

12 Desember 2024 18:02 12 Des 2024 18:02

Thumbnail Bangun Kolaborasi Internasional, FTP UB Hadirkan Pakar Ilmu Sensori se-Asia Tenggara Watermark Ketik
Pelaksanaan Forum Komunikasi South East Asia Sensory Association (SEASA) oleh FTP UB. (Foto: Humas FTP UB)

KETIK, MALANG – Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) melalui Brawijaya Senso-Gastronomy menghadirkan para pakar Ilmu Sensori se-Asia Tenggara. Dalam Forum Komunikasi South East Asia Sensory Association (SEASA), kolaborasi internasional dibangun.

Pakar, akademisi, hingga profesional di bidang industri berkumpul dalam forum tersebut. Dialog untuk pertukaran pengetahuan sekaligus inovasi di bidang Ilmu Sensori pun terbentuk.

Dr. Endrika Widyastuti, Wakil Dekan Bidang Akademik FTP menjelaskan kerjasama regional penting dilakukan untuk memajukan penelitian sensori.

“Kami bangga menjadi tuan rumah forum ini, yang menyediakan kesempatan bagi lembaga-lembaga Asia Tenggara untuk berkumpul, bertukar ide, dan memperkuat hubungan dalam komunitas sains sensorik,” ujar Dr. Widyastuti.

Menurutnya semakin banyak permintaan untuk penelitian dan mengembangkan inovasi khususnya dalam kognisi pangan dan perilaku konsumen.

“Kolaborasi ini penting dalam menanggapi permintaan yang terus meningkat untuk penelitian dan inovasi dalam industri terkait pangan di seluruh wilayah kami," terangnya.

Semantara itu Prof Kiki Fibrianto selaku penggagas forum yang digelar pada 5 Desember 2024, menyebutkan bahwa kolaborasi interdisipliner dan internasional perlu dilakukan untuk membangun kebermanfaatan ilmu sensori.

“Kita tidak hanya memajukan ilmu sensori tetapi juga berkontribusi pada pengembangan solusi yang lebih berkelanjutan, inovatif, dan berpusat pada konsumen dalam komoditas dan produk pangan dan pertanian,” tuturnya.

Tombol Google News

Tags:

SEASA FTP UB Universitas Brawijaya Fakultas Teknologi Pertanian Pakar Ilmu Sensori