KETIK, SURABAYA – Pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus, wafat pada usia 88 tahun setelah sebelumnya dirawat karena bronkitis kronis.
Sebagai ungkapan duka cita, Angelo Franklyn Wijaya, S.T., alumnus Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur (TMM) Fakultas Teknik (FT) Universitas Surabaya (Ubaya), menciptakan 3D printing wajah Paus berukuran 25 x 23 cm.
Karya yang memakan waktu 17 jam dan 600 gram filamen ini memiliki tingkat kesulitan pada detailnya.
“Prosesnya dimulai dengan mencari model 3D yang mirip dan bagus, kemudian memilih filamen atau tipe tinta yang sesuai dan memasukkan file pada software slicer. Kemudian atur setting yang sesuai dan printing. Bagian yang tersulit adalah mencari file yang sesuai,” terangnya pada Selasa, 29 April 2025.
Selain itu, Angelo kerap kali menerima pesanan 3D printing, seperti ukiran foto, hingga ragam figur lainnya. Selama kurang lebih 7 bulan, ia meraih omset sebesar Rp6 juta–Rp7 juta.
“Mulanya hobi lalu memutuskan membeli alat untuk kebutuhan tugas akhir. Kemudian saya mulai mencoba untuk keluar dari zona nyaman, yaitu menerima pesanan dari dosen dan teman-teman. Yang paling besar sejumlah 50 buah,” tambahnya.
Angelo menambahkan, 3D printing memiliki target pasar dan peluang bisnis yang sangat luas, karena penggunaannya yang bisa diterapkan di berbagai macam proses produksi.
“Misalnya, 3D printing bisa digunakan sebagai master untuk membuat cetakan dan sparepart mesin,” tuturnya.
Tidak hanya menciptakan karya, Angelo juga menyelesaikan skripsi tentang 3D printing. Ia meneliti pengaruh suhu nozzle dan bed terhadap kekuatan tarik cetakan menggunakan Polylactic Acid (PLA) dari dua merek filamen.
“Saat kuliah saya mendapatkan dosen pembimbing yang sangat paham dan passion di bidang 3D printing yaitu Prof. Jaya. Jadi saya sangat suka diskusi dan bertukar pikiran mengenai penemuan dan masa depan 3D printing,” ungkapnya. (*)