Anjlok Drastis, Benur dari Nelayan Pacitan Cuma Dihargai Rp2.500 per Ekor

30 Mei 2025 13:36 30 Mei 2025 13:36

Thumbnail Anjlok Drastis, Benur dari Nelayan Pacitan Cuma Dihargai Rp2.500 per Ekor
Kapal nelayan tradisional saat berlabuh di Pelabuhan Tamperan Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Harga benih lobster atau benur anjlok dalam beberapa bulan terakhir.

Para nelayan tradisional di wilayah pesisir Pacitan mengaku terpukul, bahkan sebagian besar terpaksa menghentikan aktivitas melaut karena merugi.

"Anjlok drastis. Kalau beberapa bulan lalu, harga masih stabil di angka Rp10 ribu per ekor. Tapi sejak pasca Lebaran Idulfitri kemarin sampai sekarang, harganya rusak parah, tinggal Rp2.500, bahkan sempat jatuh ke Rp1.500 dari nelayan sebelum masuk ke pengepul," ungkap Fatkhanudin, salah satu nelayan benur setempat, Jumat, 30 Mei 2025.

Nelayan mengaku tidak mengetahui pasti penyebabnya karena minimnya transparansi dalam sistem distribusi benur.

"Katanya karena stok di pusat membludak, tapi kita juga tidak tahu pasti. Tidak ada transparansi soal penyaluran benur," tambahnya.

Dampaknya sangat dirasakan langsung oleh para nelayan. Pendapatan dari hasil tangkapan tidak lagi bisa menutupi modal awal.

"Sangat berpengaruh. Kadang malah rugi, hasilnya tidak cukup buat nutup biaya operasional," ujarnya.

Meski harga anjlok, sebagian nelayan masih nekat melaut dengan harapan menemukan momen ketika benur muncul dalam jumlah besar.

Namun, sekitar 50 persen nelayan lainnya memilih berhenti sementara.

"Banyak yang berhenti. Mereka sekarang cuma ngandelin momen pas benur keluar banyak. Tapi tetap, penghasilan utama ya dari laut," katanya.

Kondisi ini juga berimbas pada kebutuhan rumah tangga. Fatkhanudin menyebut, turunnya pendapatan dari benur turut mengganggu pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

"Pendapatan dari benur itu biasanya muterin kebutuhan rumah tangga. Sekarang seret semua," tuturnya.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada langkah konkret dari pemerintah untuk merespons kondisi tersebut.

"Harapannya pemerintah bisa menstabilkan harga, biar kita bisa kerja lagi dan muterin modal," ujarnya.

Menurutnya, upaya stabilisasi harga harus datang dari pemerintah.

Saat ini, penjualan benur hanya diperbolehkan lewat koperasi nelayan. Namun, para nelayan menilai sistem tersebut belum memberikan keadilan harga.

"Jualnya harus lewat koperasi dan bayar retribusi. Kalau lewat jalur kiri (selundupan) tanpa izin bisa ditangkap. Tapi anehnya, harga di jalur kiri malah bisa lebih tinggi. Tidak ngerti juga kenapa bisa begitu," keluhnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan Nelayan Pacitan Nelayan Benur Benur di Pacitan