KETIK, MALANG – Kota Malang mengalami deflasi month-to-month (m-t-m) sebesar 0,21 persen di bulan Mei 2025. Salah satu penyebabnya ialah penurunan harga bahan pokok di pasaran.
Angka tersebut menjadikan Kota Malang sebagai daerah yang mengalami deflasi tertinggi di antara 11 kota/kabupaten penghitung inflasi.
Umar Sjaifudin, Kepala BPS Kota Malang menjelaskan meskipun mengalami deflasi, tingkat inflasi Kota Malang berada di bawah target BI yakni 1,5 persen.
"Secara keseluruhan di Kota Malang bulan ini deflasi 0,21 persen. Untuk yang terjadi di Kota Malang ini merupakan deflasi tertinggi di bulan Mei," ujarnya, Senin 2 Juni 2025.
Terdapat beberapa bahan pokok yang memengaruhi tingkat deflasi tersebut. Adapun kelompok yang dominan menjadi penyumbang deflasi ialah cabai rawit 0,17 persen, bawang merah 0,08 persen, cabai merah 0,03 persen, bawang putih, daging ayam ras, dan labu siam/jipang masing-masing sebesar 0,02 persen dan lainnya.
"Deflasi bulan Mei banyak dipengaruhi oleh penurunan dari bahan pokok. Kalau kita lihat bahan pokok hanya 1 yang mengalami kenaikan signifikan yaitu tomat. Tapi untuk produk holtikultura, termasuk ayam ras justru mengalami penurunan," lanjutnya.
Tak hanya itu, kelompok transportasi juga turut memberikan andil terhadap deflasi m-to-m di Mei 2025 sebesar 0,02 persen. Umar menjelaskan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi ialah bensin dengan angka 0,01 persen.
Sebelumnya, kebijakan bantuan pemerintah untuk menurunkan tarif listrik sempat memengaruhi tingkat inflasi di Kota Malang. Namun sejak bulan Maret kebijakan tersebut telah berhenti dan tarif kembali normal.
Menurut Umar, apabila di bulan Juni ini kebijakan tersebut kembali diterapkan, berpotensi menimbulkan dampak bagi tingkat inflasi maupun deflasi di Kota Malang.
"Kemungkinan berpengaruh kalau dilihat kemarin 2 kali berturut-turut deflasi di atas 1 meskipun inflasinya di atas 1. Itu akibat dari kenaikan dan penurunan tarif listrik. Meski gak seperti bulan Januari, saya rasa pengaruhnya lumayan signifikan di Juni," tuturnya. (*)