KETIK, SITUBONDO – Bupati Situbondo terpilih Yusuf Rio Wahyu Prayogo prihatin atas kejadian bencana alam banjir yang terjadi di beberapa wilayah kecamatan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Selasa 4 Januari 2025.
“Secara spiritual kita juga harus banyak bermohon kepada Allah SWT agar Kabupaten Situbondo terhindar dari berbagai macam bencana alam. Tapi, secara dhohirnya kita coba cek apa yang terjadi belakangan ini sehingga banjir dari sungai di beberapa wilayah kecamatan itu meluap, mungkin ada penebangan hutan atau ada eksploitasi alam yang tidak bijak,” kata Yusuf Rio Wahyu Prayogo, Bupati Situbondo terpilih.
Tak hanya itu yang disampaikan Bupati Muda terpilih, namun dia juga menerangkan banyak masyarakat yang berekspektasi kepadanya seolah-olah sudah menjadi Bupati. Padahal hingga saat ini dirinya belum dilantik menjadi Bupati Situbondo.
“Saya ini belum dilantik sebagai Bupati Situbondo, jadi belum punya kewenangan dan belum punya otoritas apapun dalam menentukan kebijakan,” tutur Mas Rio, panggilan akrab Yusuf Rio Wahyu Prayogo.
Lebih lanjut, Mas Rio mengatakan, dalam menyikapi bencana banjir pihaknya belum punya kewenangan, seperti melakukan evaluasi, mitigasi bencana, atau proyeksi kebijakan ke depan.
“Saat ini saya belum punya perangkat untuk menangani bencana banjir itu. Baik perangkat daerah maupun perangkat fiskalnya saya belum punya,” katanya.
Mungkin, kata Mas Rio, berbagai pihak yang berseberangan pandangan politik mendinamisir.
“Dengan adanya bencana alam banjir tersebut seolah-olah saya diam, seolah-olah saya tidak melakukan apapun. Padahal, saat ini saya masih rakyat biasa belum bisa mengeluarkan kebijakan dan belum punya otoritas apapun,” jelasnya.
Mas Rio menjelaskan, jika dirinya sudah dilantik maka pihaknya akan mengecek apa penyebab dari musibah banjir tersebut.
“Apabila saya sudah dilantik, maka nanti saya akan cek, saya panggil dinas terkait, saya panggil stakeholder terkait untuk bersama-sama mencari solusi mengatasi banjir luapan air sungai tersebut,” tutur dia.
Berhubung belum di lantik sebagai bupati, maka yang bisa dilakukan Mas Rio yakni gerakan sosial peduli banjir.
“Secara sosial sejak banjir pertama di wilayah Kecamatan Kendit, istri bersama Tim Patennang berkali-kali turun ke lapangan dan memberikan bantuan apa adanya. Itu yang bisa saya lakukan sebagai rakyat biasa. Daripada cuman acacicu di grup-grup media sosial,” jelasnya.
Untuk membantu korban banjir tersebut, kata Mas Rio, pihaknya mengajak semua komunitas untuk urunan dan mendonasikan dananya buat membantu masyarakat yang sedang tertimpah musibah.
“Dalam kerangka gerakan peduli sosial, mari kita bersama-sama membantu masyarakat yang mengalami musibah banjir dengan cara mendonasikan dana,” tutur Mas Rio.
Dalam berdonasi, lanjut Mas Rio, tidak harus pejabat dan pengusaha. Tapi, teman kepala desa, teman tenaga kerja imigran yang ada di Malaysia, teman aktivis, teman UMKM juga ikut berpartisipasi dalam membantu korban banjir itu.
“Dengan kebersamaan dalam berdonasi, maka harapan saya kebersamaan dalam membantu masyarakat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” harapnya. (*)