KETIK, PACITAN – Hingga pertengahan April 2025, serapan gabah kering panen (GKP) oleh Perum Bulog di Kabupaten Pacitan cukup rendah di angka 32,04 persen dari target yang ditetapkan.
Sementara untuk serapan beras, telah tercapai 84,15 persen dari total target.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan, Sugeng Santoso, menyampaikan, data per 13 April menunjukkan serapan gabah mencapai 559.521 kilogram dari total target sebesar 1.871.000 kilogram.
Sedangkan untuk beras, serapan telah mencapai 1.040.500 kilogram dari target 1.236.480 kilogram.
“Serapan gabah saat ini baru sekitar 30-an persen dari target. Target kita sampai akhir April untuk gabah 1.800 ton dan beras 1.200 ton. Tapi mulai hari ini serapan mulai bertambah banyak,” ujar Sugeng, Senin, 14 April 2025.
Menurutnya, tidak ada kendala teknis berarti dalam proses penyerapan. Bulog terus melakukan upaya pengadaan, namun faktor perilaku petani menjadi tantangan tersendiri.
“Kadang panennya banyak, tapi yang dijual ke Bulog sedikit. Karena tidak semua hasil panen dijual, sebagian disimpan untuk cadangan sendiri. Nanti kalau sudah panen lagi dan masih ada gabah sisa, baru dijual,” jelasnya.
Harga gabah kering panen dari petani saat ini berada di angka Rp6.500 per kilogram, sedangkan harga beras berada di kisaran Rp12.000 per kilogram.
Sugeng juga menyebutkan bahwa wilayah dengan tingkat serapan gabah tertinggi berada di Kecamatan Pacitan dan Arjosari.
Ia pun mengimbau agar Bulog dapat menyerap hasil panen petani semaksimal mungkin, sesuai dengan ketentuan pemerintah.
“Himbauan kami, Bulog diharapkan bisa menyerap hasil panen petani seoptimal mungkin, terutama jika ada petani yang menjual hasil panennya,” pungkasnya. (*)