KETIK, MALANG – Museum merupakan penjaga memori kolektif budaya dan sejarah panjang suatu kelompok maupun bangsa. Tak heran jika setiap tanggal 12 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Museum Nasional.
Museum juga menjadi wadah dalam pelestarian benda-benda yang memiliki nilai sejarah maupun kesenian. Benda-benda yang tersimpan menjadi media bagi generasi baru untuk memahami akar budaya dan sejarah mereka.
Ada sejarah panjang di balik penetapan Hari Museum Nasional. Bermula dari Musyawarah Museum Indonesia (MMI) pertama kali pada 12-14 Oktober 1962 di Yogyakarta. Pada pertemuan itu lahirlah 10 resolusi penting bagi dunia permuseuman.
Gagasan terkait Hari Museum Nasional baru muncul saat pertemuan MMI yang dihadiri 250 pengelola museum seluruh Indonesia pada 26-28 Mei 2015 di Kota Malang.
Pada dasarnya museum bukan sekadar tempat menyimpan artefak, dokumen sejarah maupun karya seni saja. Museum memadukan fungsi edukasi, penelitian, hingga sarana hiburan bagi berbagai kalangan.
Dari hasil International Council Of Museums (ICOM) yang ke-22 di Wina, Austria pada 24 Agustus 2007, museum dianggap sebagai lembaga yang bersifat tetap dan tidak mencari keuntungan.
Sebagai lokasi yang menjadi saksi terwujudnya Hari Museum Nasional, Kota Malang juga memiliki berbagai museum. Di antaranya Museum Mpu Purwa, Museum Brawijaya, Museum Musik Indonesia, Museum Reenactor Malang, dan lainnya.(*)
