KETIK, JEMBER – Selama dua hari berturut-turut, warga di Kelurahan Kedawung, dan Kelurahan Slawu, Kecamatan Patrang, Jember tak tenang. Terutama jika menjelang tengah malam.
Musababnya, sekitar 60 orang pemuda selalu datang bergerombol, menggunakan rmotor dan berkeliling di dua wilayah setempat. Hal itu terjadi sekitar pukul 01.00 - 04.00 WIB dini hari, Sabtu 31 Mei 2025 dan Minggu 1 Juni 2025.
Puluhan pemuda itu diduga akan membuat kericuhan di wilayah setempat. Namun hal itu berhasil dicegah oleh anggota Polsek Patrang dan dari Tim Alap-Alap Sat Sabhara Polres Jember.
Keresahan warga itu terekam dari video yang direkam warga dan viral di media sosial.
Hal ini dibenarkan oleh Kanit Reskrim Polsek Patrang, Ipda Mustaqim Romli.
Menurutnya, aksi puluhan pemuda itu nyaris berujung bentrok dengan ratusan warga di wilayah setempat. Beruntung polisi sigap dengan menghalau dan menggagalkannya.
"Bermula dari sekelompok anak muda, usia kisaran 17-19 tahun, yang melintas di wilayah tersebut menggunakan kendaraan bermotor pada malam Sabtu (sekitar pukul 03.00 WIB). Mereka diketahui berkumpul untuk keperluan pribadi seperti mengantar teman atau sekadar nongkrong. Namun, kehadiran mereka memicu kewaspadaan warga yang sudah dalam kondisi siaga. Karena beberapa kejadian malam sebelumnya," ujar Mustaqim menjelaskan saat dikonfirmasi di Mapolsek Patrang, Senin, 2 Juni 2025.
"Warga yang berjaga menduga mereka bagian dari kelompok tertentu yang sedang dicari, sehingga sempat terjadi salah paham dan ketegangan," sambungnya.
Namun polisi membantah informasi di media sosial yang menyebut, para pemuda tersebut ada yang membawa senjata tajam.
"Hal itu tidak benar, yang ada hanya kayu atau benda seadanya yang mereka temukan di jalan (batu dan potongan paving). Tidak ada indikasi membawa senjata berbahaya," tambahnya.
Atas kejadian ini, polisi mengamankan 8 orang pemuda.
"Terdiri dari enam orang oleh tim Alap-alap (Sat Sabhara Polres Jember), dibawa ke Mapolres Jember. Sedangkan dua orang lainnya dibawa ke Mapolsek Patrang. Mereka dimintai keterangan dan mendapat pembinaan," ungkap kata mantan Kanit PPA Satreskrim Polres Bondowoso ini.
Polisi mengedepankan langkah preventif atau pencegahan menyikapi potensi terjadinya tawuran. Sehingga para pemuda yang diamankan itu, tidak diproses secara hukum pidana.
"Kami mengedepankan prinsip crime prevention, karena hukum adalah upaya terakhir. Polisi hadir untuk melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat," ujarnya.
Pencegahan lain yang dilakukan polisi adalah dengan melibatkan para tokoh masyarakat setempat, guna mendinginkan suasana.
"Kami ingin memastikan situasi tetap kondusif dan kejadian serupa tidak terulang," pungkas Mustaqim.
Terpisah, salah seorang warga setempat AD juga membenarkan adanya kericuhan yang dipicu puluhan pemuda itu. Terkait kejadian dua malam belakangan, adalah aksi lanjutan dari kejadian serupa seminggu sebelumnya.
"Kejadiannya sekitar seminggu yang lalu, sekitar tanggal 24 Mei 2025. Dari pukul 2-5 dini hari, tapi itu bertahap. Kemudian tanggal 25 besoknya warga melakukan ronda. Saat itu nihil tidak ada kejadian," ujarnya saat dikonfirmasi di rumahnya.
Dari kejadian itu, lanjutnya, anggota Polsek Patrang memasang banner himbauan dan pengawasan di wilayah setempat.
"Tapi malah terulang kejadian serupa ya dua malam kemarin itu. Tapi memang jumlahnya tidak sebanyak seminggu sebelumnya," sambungnya menjelaskan.
Warga mengaku bersyukur, kata AD, sejumlah pemuda akhirnya ada yang diamankan.
"Untuk jumlahnya ada berapa yang diamankan saya tidak tahu. Tapi Alhamdulillah ada yang ditangkap," pungkasnya. (*)