KETIK, MALANG – Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP ) Kota Malang berupaya mengoptimalkan peran dan fungsi Bursa Kerja Khusus (BKK) dalam menekan angka pengangguran. BKK dianggap menjadi kepanjangan tangan dari Disnaker-PMPTSP Kota Malang di lingkup lembaga pendidikan.
Dalam mengoptimalkan peran tersebut digelarlah bimbingan teknis (bimtek) dan melibatkan guru-guru yang tergabung dalam BKK.
"BKK ini membantu tugas kita mulai dari menginformasikan lowongan kerja, melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas calon tenaga kerja, dan menghubungkan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha. Sehingga baik lulusan dari SMA/sederajat maupun perguruan tinggi bisa siap menghadapi dunia usaha dalam memperoleh lowongan kerja," ujar Sekretaris Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Sugeng Prastowo pada Rabu (11/10/2023).
Berdasarkan dari data BPS pada Desember 2022, jumlah angkatan kerja Kota Malang mencapai 452.836 orang dan terdiri dari penduduk bekerja sebanyak 418.158 orang dan penganggur 34.678 orang. Melalui bimtek tersebut diharapkan fungsi BKK semakin optimal dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan di Kota Malang.
"Kami mencoba untuk link and match, agar BKK ini peran dan fungsinya bisa maksimal. BKK ini salah satu upaya Disnaker mengurangi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Malang. Kita harus mengakui bahwa Disnaker sendiri, tidak bisa menjangkau permasalahan tenaga kerja yang ada di Kota Malang, sehingga peranan BKK ini yang kita optimalkan," tambahnya.
Sementara itu Ketua Forum BKK Kota Malang, Siti Kholifah menjelaskan selama ini BKK menjembatani sekolah-sekolah dalam bekerjasama dengan perusahaan. Bahkan saat ini banyak ditemukan siswa yang belum lulus namun mendapatkan tawaran pekerjaan.
"Sekolah-sekolah itu sekarang banyak yang bekerjasama dengan perusahaan. Akhirnya dengan BKK yang mewadahi semuanya ini bisa mempertemukan alumni dengan perusahaan. Sekarang setiap sekolah, hampir setiap tahun siswanya sudah bisa bekerja semuanya," jelasnya.
Menurutnya data yang menunjukkan tingginya angka pengangguran berasal dari siswa lulusan SMA/SMK/sederajat disebabkan oleh kesenjangan data. Mengingat bukan hanya bekerja di perusahaan besar, banyak siswa yang mulai mencoba untuk berwirausaha.
"Kami kurang tahu kenapa masih banyak lulusan SMK yang dikatakan pengangguran. Kalau dilihat dari kenyataannya, anak naik kelas 12 sudah banyak direkrut oleh perusahaan. Memang tidak semua lulusan bekerja di perusahaan besar, ada yang menjadi wirausaha," ujar Ketua BKK SMK N 6 Kota Malang itu.
Ia menambahkan bahwa terdapat kriteria khusus bagi guru yang ingin bergabung menjadi BKK di Kota Malang. Salah satunya dengan memiliki sertifikat bimtek dari Disnaker-PMPTSP.
"Salah satu syarat BKK itu kan memang harus punya sertifikat bimtek dari Disnaker. Kami selalu meminta kuota dari Disnaker untuk mengadakan bimtek setiap tahun supaya mereka mengerti BKK itu bagaimana. Mereka tidak bisa diam di sekolah terus, kita haruskan untuk ke luar mencari banyak peluang kerja untuk alumni," sebutnya. (*)