KETIK, SURABAYA – Para siswa yang menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat akan menggunakan iPad sebagai alat belajar sehari-harinya.
“Siswanya bukan kami kasih buku ataupun kapur, tapi sudah menggunakan iPad. Jadi sistem pendidikan yang digunakan itu berbasis teknologi,” ujar Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemensos.go.id, Sabtu, 17 Mei 2025.
Pemerintah, kata dia, menargetkan Sekolah Rakyat mulai beroperasi pada Juli 2025 yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem masuk desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Wamensos menyebut program ini sebagai langkah strategis nasional memutus rantai kemiskinan antargenerasi dan melahirkan generasi emas.
“Presiden meminta Sekolah Rakyat jenjangnya mulai dari SD, SMP, SMA. Tiap sekolah diharapkan ada 1.000 siswa dan kami diperintah supaya di tahun ini sudah bisa membuka sekolah di 100 titik,“ ucapnya.
Dirancang sebagai sekolah berasrama terpadu, Sekolah Rakyat akan dibangun di atas lahan minimal delapan hektare.
Setiap sekolah dilengkapi fasilitas lengkap yakni laboratorium, fasilitas olahraga, asrama, hingga kebutuhan dasar seperti seragam dan alat belajar semuanya disediakan secara gratis dan mengikuti perkembangan zaman.
Sementara itu, program ini dilaksanakan secara kolaboratif oleh berbagai kementerian, yakni Kemensos sebagai penanggung jawab utama.
Berikutnya, Kemendikdasmen, KemenPAN-RB, BKN dan Kemenag bertanggung jawab atas kurikulum dan tenaga pendidik. Sedangkan, Kementerian Pekerjaan Umum menyiapkan sarana dan prasarana sekolah.
Agus Jabo menjelaskan Sekolah Rakyat pada tahap awal hadir di 65 titik di berbagai wilayah Indonesia. Pemilihan lokasi didasarkan pada DTSEN, dengan prioritas awal di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten.
“Alasannya karena hampir 50 persen penduduk miskin berada di wilayah tersebut. Ke depan, pemerintah menargetkan setiap kabupaten/kota memiliki minimal satu Sekolah Rakyat,” tuturnya.
Sekolah Rakyat merupakan program unggulan, menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk menghapus kemiskinan ekstrem pada 2026 dan menurunkan angka kemiskinan di bawah 5 persen pada 2029.
Dengan konsep asrama, pendidikan karakter, dan pemanfaatan teknologi modern, Sekolah Rakyat bukan hanya solusi instan. Program ini adalah investasi jangka panjang untuk melahirkan generasi emas di 2045.
“Sekolah ini sistem yang dipakai mulai dari guru, alat, materi termasuk pelajaran-pelajaran yang akan diberikan adalah unggulan. Kalau di sekolah formal hanya mendapatkan ilmu pengetahuan, tapi di sini mendapatkan pendidikan karakter kebangsaan, karakter keagamaan termasuk kemampuan profesional. Jadi sudah siap kerja,” katanya. (*)