KETIK, SURABAYA – Cuaca ekstrem masih mengancam wilayah Jawa Timur menjelang musim kemarau.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) melalui citra radar cuaca Weather Observation and Forecast Integrated (WOFI), cuaca ekstrem tersebut diprediksi terjadi pada 15 hingga 17 Mei 2025.
Ada 15 kabupaten/kota di Jatim yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem. Mulai dari Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Pasuruan, Lumajang dan Jember.
Disusul Ngawi, Jombang, Mojokerto, Bojonegoro. Malang, Kota Batu, Blitar, Kediri dan Kab.Ponorogo.
Kepala Stasiun BMKG Juanda, Sidoarjo, Taufik Hermawan dalam siaran persnya menyebutkan, sebagian wilayah di Jatim sudah memasuki awal musim kemarau.
“Tapi ada beberapa wilayah yang masih terkena cuaca ekstrem,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya konvergensi di Jawa Timur. Pada tanggal 15 -17 Mei gangguan gelombang Equatorial Rossby, gelombang low dan gelombang Kelvin yang melintas di wilayah Jawa Timur.
”Akibatnya ada pertumbuhan awan-awan hujan yang intens. Selain itu, kondisi atmosfer masih lembab,” jelasnya.
BMKG memprediksi adanya cuaca ekstrem di Jatim, masyarakat diharapkan tetap meningkatkan kewaspadaan. Hal yang perlu diwaspadai ketika terjadi hujan lebat dengan intensitas tinggi yakni banjir bandang dan tanah longsor.
Sementara itu, BMKG Tanjung Perak tetap intens memonitor tinggi gelombang di perairan laut Jawa dan selat Madura.
Selama sepekan ini tinggi gelombang di perairan Jawa Timur terpantau cukup kondusif. Tercatat di laut Jawa bagian utara tinggi gelombang antara 0,5-1.0 meter. Di perairan selatan Jatim tinggi gelombang antara 0-2.5 meter.(*)