DP3AP2KB Jepara Gencarkan Edukasi Cegah Kekerasan Seksual

30 April 2025 09:03 30 Apr 2025 09:03

Thumbnail DP3AP2KB Jepara Gencarkan Edukasi Cegah Kekerasan Seksual
DP3AP2KB Kabupaten Jepara terus memperkuat upaya pencegahan kekerasan seksual melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi di sekolah-sekolah serta penguatan peran keluarga, Selasa 29 April 2025. (Foto: Dok. Pemkab Jepara)

KETIK, JEPARA – Sebagai bentuk kepedulian terhadap perlindungan anak dan perempuan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Jepara terus memperkuat upaya pencegahan kekerasan seksual. Ini dilakukan melalui edukasi sekolah dan penguatan peran keluarga.

Langkah ini diambil untuk membangun kesadaran sejak dini dan menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi generasi muda. Upaya ini diwujudkan dalam bentuk sosialisasi kesehatan reproduksi di kalangan pelajar, pendampingan korban berbasis kebutuhan, serta penguatan ketahanan keluarga.

Kepala DP3AP2KB Jepara Muh Ali menyebutkan bahwa edukasi harus menjangkau berbagai lapisan masyarakat, terutama remaja dan orang tua.

“Kami sudah masuk ke sekolah-sekolah untuk sosialisasi, terutama di SMP dan SMA. Tapi belum bisa mencakup semua,” ujarnya saat dihubungi via telepon, Selasa 29 April 2025.

Ali menekankan perlunya kerja sama berbagai pihak agar jangkauan edukasi bisa lebih luas. Ia mengungkapkan, banyak kasus kekerasan justru terjadi di lingkungan dekat korban, yang seharusnya menjadi ruang paling aman.

“Jika edukasi dilakukan lebih intensif dan menyeluruh, potensi pencegahan kasus kekerasan bisa lebih efektif. Terlebih, sebagian besar pelaku kekerasan terhadap anak berasal dari lingkungan dekat, seperti tetangga, paman, atau bahkan lingkungan sekolah,” terangnya.

Meski bukan lembaga penyidik, DP3AP2KB siap memberikan pendampingan kepada korban jika ada laporan yang masuk.

“Selama tidak ada laporan, kami tidak bisa mendampingi. Tapi kalau sudah ada, kami tangani sesuai kebutuhan korban. Pendampingan kami berjenjang, tergantung tingkat kerentanan dan trauma,” jelasnya.

Berdasarkan data awal tahun 2025, sedikitnya enam kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terjadi di Jepara. Bentuknya beragam, mulai dari pelecehan seksual, pemerkosaan, hubungan seksual pra-nikah, hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Ali menilai bahwa ketahanan keluarga merupakan benteng pertama perlindungan terhadap anak. Ia mendorong pentingnya pendidikan seksualitas dan relasi sehat sejak dini.

“Jika keluarga kuat, anak-anak bisa lebih terlindungi. Ini yang perlu terus kita galakkan,” tuturnya.

Menyambut tahun ajaran baru, DP3AP2KB akan kembali menyasar sekolah-sekolah untuk melanjutkan program edukasi pencegahan kekerasan seksual.

“Remaja mulai mencari jati diri saat sekolah. Di situ kita masuk untuk memberikan pemahaman,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Pemkab Jepara DP3AP2KB Jepara edukasi kekerasan seksual pencegahan kekerasan perlindungan anak pendidikan seksualitas kekerasan terhadap perempuan sosialisasi kesehatan reproduksi