KETIK, MALANG – Munculnya pos pantau di area Jembatan Gadang tidak menyurutkan niat warga untuk membuang sampah sembarangan. Meskipun sampah di sana sudah tidak separah sebelumnya, namun terdapat efek domino dari peristiwa tersebut.
Dari pantauan di lapangan, pada pukul 10.00 WIB, hanya ada 203 titik sampah di sepanjang Jembatan Gadang. Namun jika sampah-sampah tersebut dibiarkan, akan memicu timbunan sampah yang lebih besar lagi.
Pionir pos pantau Jembatan Gadang, Moch Zainul menjelaskan terkadang jumlah sampah yang cenderung sedikit, tidak turut diangkut oleh petugas kebersihan. Hal tersebut dikhawatirkan dapat memicu pembuangan baru oleh masyarakat.
"Kadang Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kalau sampahnya cuma sedikit, malah tidak diangkut. Kalau seperti ini khawatir masyarakat bakalan nular dan buang lagi ke sini. Mereka beranggapan yang lain boleh buang di sini, kok dia enggak," katanya.
Zainul sendiri mendirikan pos pantau tersebut secara sukarela untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya. Sebelum pos didirikan, truk dapat mengangkut sampah hingga 3 kali. Namun kini jumlahnya berkurang signifikan.
"Perbedaanya kemarin bisa 2-3 kali truk mengangkut sampah, sekarang ini dibawa sama sepeda motor saja bisa. Kalau masih ada yang buang sedikit dan dibiarkan, besoknya pasti bertambah lagi,” ujarnya.
Melihat adanya pos pantau di Jembatan Gadang, beberapa pengguna jalan terdengar sempat mengeluhkan penjagaan tersebut.
Terlebih Zainul sendiri mengatakan bahwa saat ditegur, oknum pembuang sampah sembarangan yang kebanyakan berasal dari luar daerah tersebut, menjadi marah.
"Mungkin mereka kurang kesadaran. Sebetulnya pemerintah sudah kasih tempat. Di mana ada desa, sudah disediakan tempat sampah, pengangkut sampah di tiap RT. Kemungkinan dari masyarakat sendiri kurang kesadaran," tutupnya.