KETIK, PROBOLINGGO – Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat. Program ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Abdul Latief Abadi, MS, dan menyasar Desa Sumberbulu, Kecamatan Tegalsiwalan, Probolinggo.
Acara ini mengangkat tema ‘Optimalisasi Budidaya Bawang Merah melalui Pendampingan Terpadu dan Pengamatan Lapang di Kabupaten Probolinggo’.
Desa Sumberbulu, dikenal sebagai salah satu sentra produksi bawang merah di Jawa Timur. Kegiatan ini bagian dari peran aktif perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan.
Metode yang diambil adalah mengedepankan pendekatan ilmiah yang aplikatif dan langsung menjawab kebutuhan petani di lapangan. Program ini melibatkan dua kelompok tani yakni Tani Sumber Makmur 1 dan Sumber Makmur 2.
Program pengabdian ini akan dilaksanakan dalam tiga pertemuan sekolah lapang. Kegiatan pertama diawali sesi diskusi partisipatif bersama petani untuk mengidentifikasi dan memetakan berbagai permasalahan yang dihadapi.
“Kita tidak bisa memberikan solusi tanpa terlebih dahulu memahami masalahnya secara utuh. Oleh karena itu, sesi pertama ini sangat penting untuk mendengarkan langsung suara petani,” ujar Prof. Abdul Latief Abadi.
Sementara pada pertemuan kedua, tim pengabdian masyarakat akan memperkenalkan teknologi agens hayati—mikroorganisme alami yang dapat digunakan sebagai pengendali hama dan penyakit tanaman.
Para petani akan diajarkan cara membuat, mengaplikasikan, dan memanfaatkan agens hayati sebagai alternatif pengganti pestisida kimia yang selama ini umum digunakan, namun berpotensi mencemari lingkungan dan merusak ekosistem tanah.
Sedangkan pada pertemuan ketiga akan difokuskan pada pelatihan pembuatan kompos berbasis limbah pertanian. Pembuatan kompos akan memanfaatkan bahan-bahan organik yang mudah diperoleh di sekitar lahan pertanian.
“Dengan teknologi sederhana namun ilmiah ini, kita ingin mendorong petani agar lebih mandiri dan mampu menghasilkan produk yang sehat bagi konsumen dan lingkungan,” lanjut Prof Latief.
Sementara Ketua kelompok tani Desa Sumberbulu menyambut baik kegiatan ini. Mereka sangat berterima kasih atas perhatian dan dukungan dari Universitas Brawijaya.
“Selama ini petani sering menghadapi masalah sendiri tanpa pendampingan. Dengan adanya program ini, kami merasa lebih diperhatikan dan dibantu,” katanya.
Diharapkan, melalui sekolah lapang ini, petani bawang merah di Desa Sumberbulu dapat meningkatkan efisiensi budidaya, menekan kerugian akibat OPT, dan meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan.(*)