Gekrafs Jember Sebut Industri Ekraf Siap Hadapi Musim Libur Lebaran

Jurnalis: Fenna Nurul
Editor: Muhammad Faizin

6 April 2024 08:30 6 Apr 2024 08:30

Thumbnail Gekrafs Jember Sebut Industri Ekraf Siap Hadapi Musim Libur Lebaran Watermark Ketik
Sandiaga Uno didampingi Ketua Umum DPP Gekrafs, Kawendra Lukistian (belakang sandiaga) dan Ketua Gekrafs Jember, Achmad Fauzi (dua dari kanan) ketika menghadiri Rakornas Gekrafs (Foto: dok. Gekrafs Jember)

KETIK, JEMBER – Seluruh sektor perekonomian menjelang libur lebaran diperkirakan akan meningkat. Termasuk bidang ekonomi kreatif.

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memproyeksikan perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ketika momen libur lebaran tahun 2024 akan mencapai Rp276,11 triliun. 

Angka ini mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 15 persen jika dibandingkan dengan potensi perputaran ekonomi lebaran tahun sebelumnya yakni Rp240,01 triliun. 

“Tapi karena saat ini sudah pascapandemi dan ada lonjakan yang signifikan, kami berharap jumlahnya bisa lebih besar,” kata Menparekraf Sandiaga Uno dikutip dari keterangan tertulis.

Menanggapi itu, Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Jember memastikan produk ekonomi kreatif di kabupaten setempat siap menghadapi musim lebaran.

Setidaknya untuk beberapa sektor ekonomi kreatif yang telah lama eksis dan disusul beberapa sektor baru lainnya. Diantaranya sektor ekraf yang dinilai siap adalah kuliner, fesyen, periklanan, dan kriya. Parameter pengukuran yaitu secara kualitas, kecukupan stock serta pelayanan yang akan diberikan.

“Lebaran adalah momen yang menggemberikan bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk di Jember kami sangat menanti momen ini karena sangat berdampak langsung pada peningkatan omset para pelaku ekraf,” ujar Ketua Gekrafs Jember, Achmad Fauzi, Sabtu (6/4/2024) siang.

Foto Ketua Gekrafs Jember Achmad Fauzi (Foto: dok. Fauzi)Ketua Gekrafs Jember Achmad Fauzi (Foto: dok. Fauzi)

Menurutnya, dari keempat sektor ketika momen lebaran angka permintaannya melonjak naik. Paling tinggi adalah sektor kuliner, dari banyaknya acara buka bersama saat ramadan dan puncaknya pada lebaran dengan acara halal bihalal nantinya yang tidak lepas dari makanan.

“Berikutnya fesyen karena identik dengan momen lebaran, masyarakat berbondong-bondong membeli pakaian baru. Sehingga baik produksi pabrikan konveksi besar, fashion retail, konveksi rumahan, mengalami peningkatan,” imbuhnya.

Selanjutnya adalah sektor periklanan. Hasil pengamatannya, sejumlah titik interaksi iklan baik di billboard, media cetak dan platform publikasi digital ucapan lebaran sudah banyak ditemui. 

“Dan terakhir adalah industri kriya yang juga terdampak positif dari tren pemberian bingkisan atau hampers sebagai bentuk selebrasi lebaran untuk kerabat,” lanjut Fauzi.

Disamping itu, ia berharap para pemudik yang pulang ke Jember bisa berkontribusi membeli produk ekonomi kreatif Jember. Untuk dibawa kembali ke daerah perantauan setelah musim libur lebaran berakhir. “Potensi ini tentu diharapkan juga bisa mempercepat dan meningkatkan putaran roda perekonomian di Jember,” tutupnya.

Sebelumnya, pihaknya meyakini Gekrafs Jember layak menjadi promotor produk kreatif dari berbagai platform media sosial sebagai bentuk kampanye positif.(*)

Tombol Google News

Tags:

Gekrafs Jember Ekonomi kreatif Jelang Libur Lebaran Perputaran Ekonomi Jember