KETIK, SURABAYA – Kemajuan teknologi di era modern sangat membantu aktivitas manusia sehari-hari, termasuk mempermudah proses belajar mengajar dalam pendidikan.
Prof. Dr. M. J. Dewiyanti Sunarto mengembangkan metode belajar matematika menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), atau yang dikenal juga sebagai AI.
Ia mengatakan bahwa selama ini pelajaran matematika sering dianggap menakutkan oleh banyak siswa. Berangkat dari hal itu, ia ingin mengubah stigma tersebut melalui penelitiannya.
"Kita banyak terbantu ya dengan adanya AI. Di sini saya membuat metode agar guru itu tahu kelemahan yang dihadapi oleh setiap siswanya, khususnya dalam hal matematika," jelas Dewiyanti, Sabtu, 10 Mei 2025.
Wanita yang baru saja dinobatkan sebagai Guru Besar Fakultas Teknologi dan Informatika, Universitas Dinamika Stikom Surabaya ini telah melakukan penelitian selama kurang lebih 10 tahun. Metode yang ia ciptakan itu dapat membantu guru untuk memberikan perhatian mendalam kepada setiap murid.
"Jadi metode saya ini membantu guru untuk mengawasi muridnya satu persatu. Kalau menggunakan proses pembelajaran biasa kan capek ya apalagi muridnya banyak," ujarnya.
"Dengan bantuan AI ini guru dapat memberikan perhatian yang sama kepada setiap murid sesuai kebutuhannya," imbuhnya.
Jika penelitian sebelumnya pengawasan secara individu dipandang cukup rumit karena guru harus membuat banyak modul belajar, kini dengan AI guru dapat membuat persiapan dengan lebih baik dan terstruktur.
Selanjutnya, ia ingin mengembangkan hasil penelitiannya agar dapat memberikan kontribusi yang lebih banyak di dunia pendidikan.
"Saya akan tetap mengembangkan penelitian saya khususnya di ilmu matematika, agar semakin banyak orang yang menyukai matematika," pungkasnya. (*)