KETIK, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) terus berupaya keras mewujudkan gerakan stop buang air besar sembarangan (SBS) atau Open Defecation Free (ODF). Saat ini, seluruh desa dan kelurahan di Jawa Timur telah bebas dari praktik buang air besar sembarangan atau 100 persen Open Defecation Free (ODF).
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh dr Then Suyanti, MM – Ketua Tim Verifikasi STBM Nasional dalam Deklarasi ODF yang dilaksanakan oleh Pemprov di kantor Dinas Kesehatan Jatim pada Rabu 7 Mei 2025.
ODF merupakan penerapan lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yaitu pertama stop buang air besar sembarangan (SBS), kedua cuci tangan pakai sabun (CTPS), ketiga pengelolaan makanan dan minuman rumah tangga (PMMRT), keempat pengelolaan sampah rumah tangga (PSRT) dan kelima adalah pengamanan limbah cair rumah tangga (PLCRT).
"Walaupun ODF sudah terlampaui tetapi masih ada 4 pilar lain yang ada di STBM. Berdasarkan pantauan saya di lapangan 4 pilar ini sudah mulai berjalan. Nanti akan dikerucutkan kabupaten mana yang masih belum," jelas Then Suyanti, Rabu 7 Mei 2025.
Penandatanganan Deklarasi ODF yang digelar di kantor Dinas Kesehatan Jatim. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
Sementara itu pada kesempatan yang sama Sekretaris Daerah (Sekda) Jatim Adhy Karyono menyampaikan dengan dicapainya predikat ODF 100 persen berarti ada perubahan perilaku yang ada di masyarakat. Hal ini tentu akan berdampak baik kepada kesehatan, karena seperti yang diketahui perilaku buang air besar sembarangan dapat memicu gangguan kesehatan.
"Ketika sanitasi bagus maka tidak ada infeksi yang berasal dari feses yang ada di lingkungan. Hal ini membuat potensi penularan penyakit menular menjadi berkurang," tambah Adhy.
Senada dengan Sekda Jatim, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jatim Erwin Astha Triyono menuturkan jika pe capaian ODF 100 persen inj merupakan hasil kerja keras banyak pihak. Walaupun terdengar sederhana namun isu sanitasi ini dapat memberikan dampak yang luar biasa di sektor kesehatan masyarakat.
Hal ini karena banyak penyakit yang ditularkan melalui feses. Seperti yang diketahui feses mengandung banyak bibit penyakit dan bakteri dari sisa sisa metabolisme tubuh.
"Feses ini dapat mencemari lingkungan yang tentu berdampak pada kesehatan masyarakat. Contohnya jika dibuang di sungai maka air sungai dapat tercemar kuman yang ada di feses," pungkasnya. (*)