Harmoni Gerak dan Keberanian, Cerita di Balik Topeng Barongsai

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Mustopa

26 Januari 2025 10:57 26 Jan 2025 10:57

Thumbnail Harmoni Gerak dan Keberanian, Cerita di Balik Topeng Barongsai Watermark Ketik
Pelatih Tim Dharma Bhakti Barongsai Sidoarjo Julius Setiawan (35) yang menunjukkan proses pembuatan barongsai. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Ketika dentuman tabuhan drum dan dentingan simbal menggema, Barongsai melangkah ke tengah panggung. Singa yang penuh warna ini melompat, menari, dan menggoda penonton dengan gerakan yang lincah namun penuh keanggunan.

Bagi banyak orang, tarian Barongsai adalah penanda Tahun Baru Imlek yang tak tergantikan. Namun, di balik gerakannya yang memukau, Barongsai menyimpan proses latihan fisik yang panjang.

Tarian Barongsai membutuhkan stamina, kekuatan, kelincahan, dan koordinasi yang tinggi. Oleh karena itu, para pemain Barongsai menjalani latihan fisik yang intensif untuk mendukung performa mereka.

Satu barongsai yang diisi dua orang, satu di bagian kepala dan yang satu di bagian ekor. Setiap bagian memiliki latihan fisik tersendiri.

Julius Setiawan Pelatih Tim Dharma Bhakti Sidoarjo mengungkapkan barongsai membutuhkan pemain yang kuat, terutama di bagian kaki, lengan, dan inti tubuh (core).

"Latihan fisik, terutama itu kuda-kuda, terus lompat untuk pemain kepala yang mengandalkan kekuatan tangan, latihan push-up itu untuk pemain ekor," jelas Julius pada Minggu 26 Januari 2025.

Mengenai latihan yang paling berat antara bagian kepala dan ekor, Julius menjelaskan keduanya memiliki tantangan tersendiri karena latihan fisiknya berbeda.

"Yang belakang itu berat, yang depan itu juga belajar ekspresi terus belajar lompat juga, sama-sama susah," terangnya.

Julius menjelaskan teknik yang paling sulit dalam pertunjukan barongsai adalah menampilkan ekspresi seperti barongsai bernyawa.

"Yang paling sulit ya ekspresi itu, misalnya dia lihat air gimana, lihat gunung bagaimana. Misalkan hewan kalau lihat air bagaimana," ujar laki-laki berumur 35 tahun ini.

Untuk latihan barongsai di bagian kepala, Julis menjelaskan perlu waktu minimal satu tahun, khususnya belajar dengan ekspresi.

"Kalau untuk show (latihan) 6 bulan itu bisa tampil, kalau untuk lomba belum bisa," ucap Julius.

Bagi peminat latihan barongsai, Julius memiliki murid mulai dari 3 tahun ini dilatih untuk penampil yang ringan, bukan sekaligus untuk lomba. "Untuk latihan seminggu 3 kali," tuturnya.

Julius juga menerangkan pemain barongsai tidak hanya berasal dari etnis Tionghoa, tetapi juga berbagai suku.

"Kalau saya tidak memandang suku, kalau sekarang Dharma Bhakti itu pemainnya 90 persen muslim 10 persennya ini Konghucu 2 orang, Kristennya 2 orang," rinci Julius.

Untuk tim barongsai sepasang membutuhkan sekitar 10 orang pendukung. Mulai dari pemusik hingga pemain barongsainya sendiri. Tim Dharma Bakti ini memiliki tim 50 orang.

"Ini malam Imlek tak kerahkan semua, untuk malam Imlek bisa 4 sampai 5 restoran sehari," rinci Julius.

Untuk saat ini penampilan barongsai tidak hanya memeriahkan perayaan Imlek, namun juga memeriahkan syukuran sunatan.

"Januari ini musim manten sama sunatan, ini awal kemarin ramai sunatan, untuk Agustus ramai untuk jalan sehat, karnaval," paparnya.

Mengenai biaya pemanggilan barongsai, Julius menerangkan harga berkisar Rp3 juta hingga Rp6 juta untuk paket lengkap.

Biasanya, penampilan barongsai identik dengan masyarakat memberikan angpau yang dimasukkan ke dalam mulut barongsai. Julis menjelaskan nantinya dibagikan untuk anak-anak pemain.

"Nanti buat anak-anak, kalau angpau itu tergantung tempat kadang ada yang dapat Rp1 juta kadang juga Rp2 juta," rinci Julius Setiawan.

Di balik gemerlapnya, barongsai adalah wujud harmoni antara tradisi dan modernitas. Gerakannya bukan hanya seni, melainkan doa yang ditarikan, harapan yang digerakkan, dan warisan yang dilestarikan.

Setiap kali singa berwarna-warni itu melompat dengan irama genderang, barongsai mengingatkan kita akan pentingnya menjaga tradisi, menghormati leluhur, dan menyebarkan semangat positif.

Bukan sekadar hiburan, barongsai adalah bukti hidupnya sejarah yang terus bergerak di zaman yang terus berubah. Selamat merayakan Imlek! Gong Xi Fa Cai.(*)

Tombol Google News

Tags:

Barongsai Dharma Bhakti Sidoarjo tim barongsai imlek Tahun Baru Imlek Julius Setiawan pertunjukan pertunjukan barongsai