Hindari Perilaku Menyimpang, SMAN 1 Blitar Fokus Ajak Anak Didik Berprestasi di Kegiatan Ekskul

Jurnalis: Favan Abu Ridho
Editor: M. Rifat

5 Oktober 2023 09:14 5 Okt 2023 09:14

Thumbnail Hindari Perilaku Menyimpang, SMAN 1 Blitar Fokus Ajak Anak Didik Berprestasi di Kegiatan Ekskul Watermark Ketik
Gatot Wiyono, Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Blitar, Kamis (5/10/2023) (Foto: Favan/Ketik.co.id)

KETIK, BLITAR – Permasalahan di dunia pendidikan sangat kompleks. Salah satu fenomena yang semakin marak dan mendapat perhatian adalah isu LGBT yang ditemukan di lingkungan pelajar, khususnya di wilayah Blitar, Kamis (5/10/2023).

Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar, pada tahun 2022 kasus yang ditemukan sebanyak 140 kasus baru.

Sementara Januari sampai Juli 2023 sudah ditemukan 114 kasus baru. Dari 114 kasus itu terdiri dari 101 terkena HIV, dan 13 orang terkena AIDS.

Seperti yang dijelaskan oleh Gatot Wiyono, Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Blitar, dalam menghadapi maraknya isu LGBT dalam lingkungan pelajar, dan menaikkan presentase HIV/AIDS di Kota Blitar.

"Dengan pendidikan dan nilai-nilai mulia spiritual yang terkandung di dalamnya sejatinya dapat memberikan kontribusi positif dalam menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi bebas LGBT," ujar Gatot.

Melalui pendekatan yang relevan, maka diharapkan dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi dan mewujudkan lingkungan pendidikan yang lebih baik dan jauh dari mimpi buruk seperti LGBT.

"Akan kita sibukkan kegiatan siswa/siswi untuk mengikuti kegiatan intra/ekstrakurikuler seperti basket, paduan suara, maupun paskibraka, dan sebagainya, agar siswa siswi di sekolah kami fokus untuk mengejar prestasi dan terjauh dari hal-hal menyimpang," imbuh Gatot.

Kasus-kasus seperti ini menunjukkan perlunya tindakan tegas dalam menangani masalah LGBT di dunia pendidikan, Gatot kembali menjelaskan. Ketidakberpihakan atau sikap abai terhadap isu ini berpotensi mengancam keutuhan sistem pendidikan.

"Kita rangkul anak didik kita di sekolah, kita berikan sosialisasi melalui sisi spiritual keagamaan yang tertampung dalam materi sekolah, maupun bentuk kegiatan ekstrakulikuler di sekolah," terangnya.

"Tolong jangan tutup mata dan telinga kita akan isu ini. Fenomena ini harus menjadi perhatian kita bersama, karena dampaknya dapat berpengaruh negatif baik pada masa kini maupun di masa yang akan datang," tambahnya.

Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan masalah LGBT dalam konteks pendidikan, melainkan berusaha untuk memurnikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

"Yang perlu dipahami bahwa pendidikan di Indonesia harus memainkan peran penting dalam mencegah berkembangnya isu LGBT oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Jangan sampai anak-anak kita terpengaruh hal negatif seperti perilaku menyimpang tersebut," pungkas Gatot.(*)

Tombol Google News

Tags:

SMAN 1 Blitar Kota Blitar LGBT HIV Prestasi