Hujan Tak Surutkan Pecinta Koes Plus Bernostalgia di Babat Lamongan

26 Februari 2025 12:04 26 Feb 2025 12:04

Thumbnail Hujan Tak Surutkan Pecinta Koes Plus Bernostalgia di Babat Lamongan Watermark Ketik
Malam nostalgia di kafe kawasan kota Babat Lamongan bersama Matoh band, Selasa 25 Februari 2025. ( Foto: Ahmad Istihar/Ketik.co.id)

KETIK, TUBAN – Hujan deras mengguyur kota Wingko Babat, Selasa 25 Februari 2025 malam, tidak menyurutkan semangat para pecinta lagu Koes Plus untuk berkumpul dan bernostalgia. 

Mereka datang dari kota di sekitar Lamongan. Memenuhi sebuah kafe yang menjadi tempat berlangsungnya acara bertajuk malam nostalgia.

Tak hanya menikmati jajanan khas Babat yang menggugah selera, para penggemar juga larut dalam lantunan tembang kenangan dari Koes Plus. 

Malam itu semakin spesial dengan kehadiran Matoh Band, grup musik dari kota kelahiran Koes Plus, yang membawakan deretan lagu legendaris dengan penuh penghayatan.

Acara ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus wujud kecintaan para penggemar terhadap karya-karya Koes Plus yang tetap abadi di hati pecinta musik lintas generasi.

Salah satu pengunjung, Bambang, mengaku sebagai penggemar setia Koes Plus sejak duduk di bangku SMA pada era 1980-an. Ia mengatakan bahwa lagu-lagu dari band legendaris tersebut memiliki makna mendalam dalam perjalanan hidupnya.

"Semasa saya masih di bangku SMA hingga kuliah, lagu-lagu Koes Plus selalu menemani saya di meja belajar,” kenangnya.

Baginya, musik dan lirik Koes Plus bukan sekadar hiburan, tetapi juga menjadi bagian dari kenangan dan inspirasi dalam kesehariannya.

Bambang menambahkan bahwa hingga saat ini, lagu-lagu Koes Plus tetap relevan. Tidak hanya dinikmati oleh generasi yang tumbuh di masanya, tetapi juga digemari oleh kaum milenial.

Salah satu lagu favoritnya adalah Nusantara, yang memiliki pesan cinta terhadap tanah air dan tetap enak didengar sepanjang zaman.

"Keberadaan Koes Plus sebagai ikon musik Indonesia memang tak lekang oleh waktu. Warisan musiknya terus hidup di berbagai kalangan, membuktikan bahwa karya-karya mereka tetap memiliki tempat di hati para pecinta musik lintas generasi," tuturnya.

Sementara, Mohammad Sidik, mengatakan semenjak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sudah mengenal musik dan lagu Koes Plus. Kini, di usianya 68 masih rutin mengikuti komunitas pecinta Koes Plus diberbagai kota di Jawa Timur

"Saya waktu kecil rela jual ayam saya untuk menyaksikan jika grup Koes Plus kalau tampil di sekitar Kabupaten Lamongan. Saya saat masih kuliah di Jember dulu sampai sarung saya tak jual demi untuk bisa membeli tiket masuk melihat pagelaran Koes Plus tampili," ungkapnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Koes plus hiburan Lamongan Pemkab Tuban