Impor Bawang Putih dan Dampaknya terhadap Pasokan dan Harga Pangan

Editor: Mustopa

24 April 2024 07:12 24 Apr 2024 07:12

Thumbnail Impor Bawang Putih dan Dampaknya terhadap Pasokan dan Harga Pangan Watermark Ketik
Oleh: Andhika Wahyudiono*

Kondisi impor bawang putih di Indonesia menjadi perhatian serius, terutama karena kuota impor yang masuk hingga bulan April tahun ini hanya sekitar 15 persen dari total kuota yang ditetapkan. Menurut Maino Dwi Hartono, Direktur Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), hal ini menjadi penyebab utama terjadinya peningkatan harga bawang putih di pasaran domestik. Meskipun kuota impor bawang putih tahun ini ditetapkan sebanyak 645.025 ton, kenyataannya hanya sebagian kecil yang telah masuk hingga saat ini.

Maino mengungkapkan bahwa pada bulan April, setelah empat bulan berlalu, seharusnya impor bawang putih yang masuk sudah mencapai sekitar 30 persen dari total kuota impor. Namun, kenyataannya baru sekitar 15 persen yang berhasil masuk ke dalam negeri. Hal ini mengakibatkan berkurangnya pasokan bawang putih di pasar, yang pada akhirnya mempengaruhi tren kenaikan harga, seperti yang terlihat di Kramat Jati.

Penyebab utama dari kenaikan harga bawang putih, menurut Maino, bukanlah karena produksi di dalam negeri yang kurang memadai, melainkan lebih karena distribusi yang tidak merata. Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga sedikit mempengaruhi harga bawang putih. Meskipun Tiongkok memiliki surplus produksi bawang putih yang besar, masalah utamanya terletak pada distribusi yang kurang efisien.

Dalam penjelasannya, Maino juga menyebutkan bahwa masalah yang serupa terjadi pada komoditas lain, seperti daging. Kenaikan harga daging bukan disebabkan oleh kurangnya produksi, melainkan lebih karena masalah distribusi dan transaksi. Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap kenaikan harga pangan, dan bukan hanya satu faktor saja yang dapat disalahkan.

Pasar bawang putih di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor domestik, tetapi juga oleh dinamika harga internasional, khususnya dari Tiongkok. Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), menjelaskan bahwa Indonesia mengikuti harga bawang putih dari Tiongkok, yang menjadi salah satu pemasok utama bawang putih impor bagi Indonesia. Harga bawang putih yang diberikan oleh Tiongkok berkisar antara USD1.200 hingga USD1.205 per metrik ton. Fakta ini menunjukkan bahwa harga bawang putih di pasar domestik sangat dipengaruhi oleh harga internasional.

Dengan demikian, permasalahan impor bawang putih tidak bisa hanya dilihat dari sisi pasokan dan distribusi di dalam negeri saja. Faktor-faktor eksternal seperti nilai tukar mata uang dan harga internasional juga memainkan peran penting dalam menentukan harga dan ketersediaan bawang putih di pasar domestik. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret perlu diambil, baik oleh pemerintah maupun pelaku industri, untuk memastikan pasokan bawang putih yang cukup dan stabil di pasar domestik.

Salah satu langkah yang dapat diambil oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan negara-negara produsen bawang putih, terutama Tiongkok, untuk memastikan ketersediaan pasokan yang memadai dan harga yang stabil. Selain itu, perlu juga adanya upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bawang putih dengan mendorong peningkatan produksi dalam negeri melalui program-program bantuan kepada petani serta penerapan teknologi pertanian yang modern dan efisien.

Di sisi lain, pelaku industri juga perlu berperan aktif dalam mengatasi masalah ini. Mereka dapat melakukan diversifikasi sumber pasokan bawang putih dengan mencari alternatif pemasok dari berbagai negara, sehingga tidak hanya bergantung pada satu negara saja. Selain itu, pelaku industri juga dapat melakukan strategi jangka panjang dalam menghadapi fluktuasi harga internasional dengan melakukan kontrak pembelian jangka panjang atau hedging untuk melindungi diri dari risiko perubahan harga yang tiba-tiba.

Selain langkah-langkah di atas, pemerintah juga perlu memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap industri impor bawang putih untuk mencegah praktik dumping atau impor ilegal yang dapat merugikan produsen lokal. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran perdagangan akan memberikan sinyal kuat kepada pelaku industri bahwa pemerintah serius dalam melindungi kepentingan produsen lokal dan menjaga kestabilan pasar.

Tidak hanya itu, pemerintah juga dapat mempertimbangkan kebijakan proteksi sementara seperti tarif impor atau kuota impor untuk sementara waktu guna memberikan perlindungan bagi produsen lokal dalam menghadapi persaingan harga yang tidak sehat dari impor bawang putih. Namun, kebijakan ini perlu dijalankan dengan hati-hati agar tidak mengganggu keseimbangan pasar dan justru merugikan konsumen dengan harga yang lebih tinggi.

Selain langkah-langkah regulasi, penting juga bagi pemerintah untuk meningkatkan dukungan kepada petani bawang putih dalam hal pengembangan teknologi dan peningkatan produktivitas. Investasi dalam riset dan pengembangan varietas unggul bawang putih yang lebih tahan terhadap penyakit dan musim tanam yang lebih pendek dapat membantu meningkatkan hasil panen dan kualitas bawang putih domestik.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa permasalahan impor bawang putih di Indonesia tidak bisa hanya diselesaikan dengan cara-cara konvensional saja, tetapi memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terpadu antara pemerintah, pelaku industri, dan petani. Hanya dengan kerja sama yang solid dan langkah-langkah yang tepat, masalah impor bawang putih dapat diatasi secara efektif sehingga stabilitas harga dan ketersediaan pangan di pasar domestik dapat terjaga dengan baik.

*) Andhika Wahyudiono adalah Dosen UNTAG Banyuwangi

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)

Tombol Google News

Tags:

Impor Bawang Putih dan Dampaknya terhadap Pasokan dan Harga Pangan  Andhika Wahyudiono opini Dosen Untag Surabaya