KETIK, KEDIRI – Siang itu, Agus Joko Susilo nampak sigap dan ramah menyapa pengunjung di kebunnya, Senin (11/3/2024). Ia adalah pemilik Kebun Bibit Kediri di Desa Jambu, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Menyapa dan melayani pengunjung merupakan kebiasaan pria lulusan STM listrik ini, hingga usaha Kebun Bibitnya viral dan sukses. Salah satu langkah penting dalam kisah suksesnya adalah ia memperkenalkan Alpukat Kelud.
Yaitu, alpukat hasil inovasi stek buatan Agus sendiri. Alpukat Kelud diambil dari nama Gunung Kelud yang ada di Kabupaten Kediri. Ketik.co.id berkesempatan langsung melihat dan merasakan Alpukat Kelud.
Agus membelah Alpukat Kelud dihadapan pengunjung yang datang. Alpukat Kelud berbentuk lonjong besar, memiliki daging buah yang besar dengan biji yang sangat kecil. Rasanya pun punel layaknya alpukat berkelas premium.
Kemudian, pria ramah murah senyum itu menceritakan kisah hidupnya kepada ketik.co id. Agus berasal dari kelurga kurang mampu. Menurutnya, ia telah memiliki hobi berkebun terutama hobi stek tanaman sejak belajar di STM. Setelah lulus dari STM, ia memilih membantu keluarga dengan bekerja sebagai tukang stek keliling.
"Saya lulus STM listrik masih nyambung, dulu nyambung kabel, sekarang nyambung tanaman. Hari ini kita nyambung persaudaraan," guraunya mengawali perbincangan.
Agus tidak meneruskan belajar di perguruan tinggi karena tidak ada biaya setelah lulus STM. Berangkat dari hobinya itu, ia menjadi tukang stek sejak umur 19 tahun.
Agus Joko Susilo (tengah) saat sedang menemani pengunjung memetik langsung Alpukat Kelud di Kebun Bibit Kedir. (Foto: Kiagus Firdaus/Ketik)
Dikatakannya, Agus belajar melakukan stek tanaman secara otodidak dari seorang teman. Pada awal belajar dahulu, ia telah berhasil menyetek mangga menjadi pohon yang berbuah 11 macam warna.
"Waktu itu satu pohon mangga, saya warnai 11 macam. Seperti merah, kuning, Hijau lonjong. sekarang Alpukat. Alpukat juga bisa diwarnai ada yang kuning merah hijau lonjong," jelas pria yang juga Kepala Desa Jambu itu.
Agus menceritakan, baru bisa membeli sepeda motor pada tahun 1997. Yang kemudian, ia pakai untuk bekerja sebagai tukang stek keliling. Nah dari tukang stek keliling itu, Agus sudah punya bekal untuk bisa mengokulasi dan merubah generasi tanaman.
Dari pekerjaan itulah kemudian secara perlahan ekonomi Agus meningkat. Selanjutnya, ia membeli kebun untuk budidaya Alpukat, Kelengkeng dan Durian. Berbagai jenis durian ada di kebun bibit Kediri ini. Dari jenis Musang king, Montong dan jenis Lokal.
"Saya melihat peluang kebutuhan pasar secara luas. di Indonesia hanya ada 3 komoditas yang menjadi perburuan orang yang menjadi nilai ekonomi tinggi secara rasio usaha. Ada Kelengkeng, Alpukat dan Durian," jelasnya.
Kebun Bibit Kediri berkonsep bisnis berjamaah. Artinya, kata Agus, usaha tersebut dibangun bersama masyarakat lingkungan desa. Mulai dari menyetek, penjualan bibit hingga pedagang makanan di sekitar kebun. Agus menyebutkan, Ada enam kebun di kawasan Kebun Bibit Kediri yang semuanya tidak berpagar.
"Alhamdulillah sampai saat ini karena saya berkerjasama dengan masyarakat, Kebun kebun saya tidak ada yang saya pagar dan tidak pernah ada yang hilang, karena mereka merasa menjadi bagian memiliki," ujarnya.
Menurut Agus, bidang pertanian juga tidak kalah dengan pegawai soal penghasilan. Jika ingin sukses, Generasi milenial saat ini harus mampu melihat peluang. Artinya saat ini anak muda harus dituntun kreatifitas, inovatif dan adaptif di era digital.
"Pertanian merupakan komoditi untuk ketahanan pangan juga. Dalam waktu dekat ini, kebun bibit ini akan dikembangkan di Bogor, Lampung, Medan, Tomohon. Insya Allah bulan ini di Bandung," sambungnya.
Lebih lanjut, Agus menyampaikan motivasi untuk generasi milenial untuk tetap semangat menjalankan usaha. Ia mengimplementasikan falsafah hidup Jawa yaitu sopo wong kang tekun ngondeli teken, bakal ketekan. Yang artinya, barang siapa yang berpegang teguh pada pekerjaan, insyaallah akan kesampaian.
"Moto hidup saya untuk menghijaukan bumi kita. Semoga tetap Istiqomah dan memberikan berkah ekonomi kepada masyarakat sekitar," pungkasnya. (Kia)