KETIK, SURABAYA – Megawati Soekarnoputri selaku Ketum PDIP menginstruksikan kepada kepala daerah dari partainya untuk menunda ikut dalam agenda retreat yang akan digelar pada 21-28 Februari 2025.
Beberapa kepala daerah terpantau balik kanan karena adanya instruksi dari Ketum PDIP ini. Karena hal ini kepala daerah tetap mengikuti instruksi pemerintah pusat atau mengikuti instruksi partai?.
Melihat polemik ini, Pakar Komunikasi Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Moh Dey Prayogo, S.I.Kom.,M.I.Kom menjelaskan dalam perundang-undangan Indonesia ketika kepala daerah itu sudah terpilih oleh masyarakat secara konstitusi, maka wewenang yang lebih tinggi itu adalah negara, bukan ke partai politik.
"Harusnya di semua lini apapun itu, baik itu DPR, bahkan Presiden sekalipun itu tidak tunduk pada partai politik, namun harusnya secara hirarki kenegaraan, itu tunduk kepada negara," terangnya saat dihubungi Ketik.co.id pada Jumat 21 Februari 2025.
Pakar Komunikasi Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Moh Dey Prayogo, S.I.Kom.,M.I.Kom. (Foto: Untag Surabaya)
Ia menambahkan memang partai politik juga memiliki kekuatan untuk mengatur dan menyeleksi setiap kader yang akan ditunjuk sebagai kepala daerah.
"Kalau kita berbicara kondisi hari ini, itu mengintervensi keputusan-keputusan yang dilakukan oleh kadernya, hari ini terjadi di Indonesia," paparnya.
"Nah, kalau dalam konteks PDIP perjuangan ini, ini saya rasa adalah bentuk respon terhadap kriminalisasi politis yang disematkan langsung kepada Sekjennya," imbuh Dey.
PDIP yang memiliki kekuatan di dalam bernegara dengan basis masa yang besar, menurut Dey para Kader PDIP yang sudah terpilih menjadi kepala daerah akan lebih memilih mengikuti instruksi partai daripada mengikuti retret sesuai perintah Presiden Prabowo.
"Daripada mengikuti retret, saya rasa kok malah lebih akan mengikuti instruksi partai. Karena kita tahu selama ini PDIP tidak main-main dengan para kadernya, kekuatan PDIP sejauh ini itu kan karena basis massa yang loyal terhadap kepartainnya," ungkapnya. (*)