Iran Tutup Selat Hormuz, AS Minta Bantuan Cina Melarang

23 Juni 2025 10:44 23 Jun 2025 10:44

Thumbnail Iran Tutup Selat Hormuz, AS Minta Bantuan Cina Melarang
Peta Selat Hormuz. (Foto: BBC)

KETIK, SURABAYA – Menanggapi Iran memblokade Selat Hormuz, Amerika Serikat (AS) melalui Menteri Luar Negeri Marco Rubio langsung meminta bantuan Cina.

Diketahui, Cina adalah pelanggan minyak terpenting Iran. Cina selama ini juga memelihara hubungan persahabatan dengan Iran.

"Saya mendorong pemerintah Cina di Beijing menghubungi Iran mengenai hal itu, karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka," kata Rubio dilansir Fox News.

Rubio mengatakan Iran bunuh diri jika menutup selat tersebut. Pasalnya ekspor minyak Republik Islam tersebut melewati jalur air tersebut.

Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga OPEC yang memproduksi 3,3 juta barel per hari. Negara itu mengekspor 1,84 juta barel minyak per hari.

"Memutus Selat (Hormuz) menghentikan aliran ekspor minyak mentah Iran ke China, menghentikan aliran pendapatan utama mereka," kata analis minyak utama di Kpler, Matt Smith.

Harga minyak telah melonjak lebih dari 2% setelah serangan AS terhadap Iran pada Sabtu 21 Juni 2025.

Pemicu Penutupan Selat Hormuz

Sebelumnya, Pemerintahan Iran memutuskan untuk menutup Selat Hormuz setelah Amerika Serikat (AS) menyerang tiga fasilitas nuklir mereka di Fordow, Natanz, dan Esfahan pada Sabtu 21 Juni 2025.

Penutupan ini dibahas Parlemen Republik Islam Iran pada Minggu 22 Juni 2025. Parlemen Iran disebut telah menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz bagi seluruh kegiatan pelayaran.

Selat Hormuz merupakan salah satu jalur laut paling penting bagi lalu lintas pasokan minyak dunia. Seperlima pasokan minyak dan gas dunia mengalir dari jalur ini.

Selat ini menghubungkan Teluk Persia maupun Laut Arab dengan Samudra Hindia. Sebagian besar ekspor minyak hasill produksi negara-negara seperti Arab Saudi, Irak, UEA, Qatar, Iran, dan Kuwait harus melewati jalur sempit antara Iran dan Oman ini untuk dikirim ke seluruh dunia.

Dilansir CNBC International, pemblokiran jalur ini akan menimbulkan konsekuensi mendalam bagi ekonomi global.

Data 2024 menyebut sekitar 20 juta barel minyak mentah per hari, atau 20% dari konsumsi global, mengalir melalui selat tersebut. (*)

Tombol Google News

Tags:

Perang Iran - Israel AS Iran Selat Hormuz Harga minyak dunia