KETIK, MALANG – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang telah memastikan bahwa penyebab anak tidak sekolah (ATS) bukan karena kemiskinan. Dari hasil verifikasi, ditemukan berbagai alasan anak memutuskan untuk tidak sekolah.
Dari 5.534 anak tidak sekolah di Kota Malang, per Januari 2025 ini angka tersebut turun menjadi 3.468 orang. Suwarjana menjelaskan mayoritas mereka enggan melanjutkan sekolah karena sudah bekerja dan menikah.
"Tidak (karena faktor kemiskinan). Mereka sudah menikah, sudah bekerja. Dengan tidak sekolah, mereka merasa sudah mendapatkan pendapatan. Rata-rata itu penyebabnya," ujar Suwarjana, Kamis 16 Januari 2025.
Suwarjana juga memastikan bahwa anak tidak sekolah di Kota Malang bukan disebabkan oleh kriminalitas. Hal tersebut disebabkan meskipun memiliki riwayat kriminalitas, namun hak untuk bersekolah tetap melekat.
"Walaupun terlibat kriminalitas, sekolah tetap boleh. Tapi enggak ada," katanya.
Suwarjana menegaskan bahwa banyak dari anak tidak sekolah sudah meyelesaikan sekolah hingga jenjang SD maupun SMP. Mereka memanfaatkan ijazah yang dimiliki untuk melamar pekerjaan.
"Bukan berati tidak sekolah itu belum pernah sekolah, mungkin lulus SMP tidak melanjutkan SMA jadi dianggap tidak sekolah. Ternyata pakai ijazah SMP itu cukup untuk bekerja," jelasnya.
Suwarjana juga pernah merekomendasikan seorang perempuan untuk mengikuti pendidikan kesetaraan melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Sayangnya faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.
"Misalnya cewek dia putus sekolah dan tidak sekolah, saya suruh ke PKBM ternyata tidak boleh sama suaminya. Ada yang seperti itu, dari faktor keluarga," ucapnya.(*)
Kemiskinan Bukan Jadi Penyebab Anak Tidak Sekolah di Kota Malang
Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa
16 Januari 2025 16:06 16 Jan 2025 16:06