KETIK, BONDOWOSO – Setelah menuntaskan salah satu rukun Islam di Tanah Suci, ratusan jemaah haji asal Kabupaten Bondowoso bersiap mengakhiri perjalanan spiritual mereka.
Gelombang kepulangan dimulai pada Kamis, 12 Juni 2025, menandai awal dari proses panjang yang akan membawa seluruh 621 jemaah kembali ke pelukan keluarga.
Rombongan pertama, kecil tapi penuh haru, terdiri dari empat orang. Mereka dijadwalkan mendarat di Bandara Juanda, Surabaya, pada pukul 20.55 WIB, sebagai bagian dari Kloter 3. Dari sinilah kisah kepulangan para tamu Allah dimulai.
Menurut Suharyono, Kepala Seksi Haji dan Umrah Kementerian Agama Bondowoso, seluruh jemaah terbagi dalam tujuh kelompok terbang (kloter). Gelombang kedatangan mereka tersebar mulai pertengahan Juni hingga pertengahan Juli.
Inilah rincian jadwal kedatangan mereka:
-
Kloter 3: 4 orang, 12 Juni, pukul 20.55 WIB
-
Kloter 17: 9 orang, 17 Juni, pukul 06.10 WIB
-
Kloter 38: 224 orang, 22 Juni, pukul 22.30 WIB
-
Kloter 39: 373 orang, 23 Juni, pukul 09.10 WIB
-
Kloter 72: 2 orang, 3 Juli, pukul 21.30 WIB
-
Kloter 83: 8 orang, 7 Juli, pukul 06.50 WIB
-
Kloter 97: 1 orang, 11 Juli, pukul 14.20 WIB
"Alhamdulillah, sejauh ini semua dalam kondisi sehat. Kami terus memantau perkembangan mereka selama di Tanah Suci," tutur Suharyono, Rabu (11/6/2025).
Kabar baik juga datang dari Mekkah. Ra Nawawi Maksum, pimpinan Pondok Pesantren Nurut Taqwa Cermee yang turut berangkat bersama Kloter 39, mengabarkan bahwa sebagian besar jemaah telah menyelesaikan rangkaian utama ibadah haji.
“Alhamdulillah, tawaf ifadah dan sa’i sudah kami tunaikan. Bahkan hari ini, sekitar pukul 16.00 waktu setempat, ada sekitar 20 jemaah dari Bondowoso yang akan melaksanakan umrah sunnah,” ujarnya.
Namun, perjalanan spiritual ini tak lepas dari tantangan. Cuaca ekstrem di Mekkah yang mencapai 46 derajat Celsius menjadi ujian tersendiri.
Banyak jemaah mulai merasakan gangguan ringan seperti batuk dan pilek, akibat perbedaan suhu drastis antara dinginnya AC hotel dan panas menyengat di luar.
“Kondisi ini memang cukup menguras tenaga, tapi alhamdulillah semangat para jemaah tetap tinggi,” ungkap Nawawi.
Meski harus berhadapan dengan teriknya padang pasir dan lelahnya rangkaian ibadah, para jemaah tetap bersyukur. Tak lama lagi, mereka akan kembali menginjak tanah kelahiran dengan membawa segudang cerita dan berkah dari Tanah Suci.
Kepulangan mereka akan berlangsung secara bertahap hingga pertengahan Juli, menyisakan doa agar semua selamat sampai tujuan. (*)