Klaster Barokah Sayur: Transformasi Pertanian di Isano Mbias Berkat Program BRI

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Aziz Mahrizal

20 Januari 2025 17:18 20 Jan 2025 17:18

Thumbnail Klaster Barokah Sayur: Transformasi Pertanian di Isano Mbias Berkat Program BRI Watermark Ketik
Kegiatan para petani di Desa Isano Mbias, Merauke. (Foto: dok. BRI)

KETIK, MERAUKE – Sejak dahulu Pulau Papua dikenal memiliki sumber daya alam yang melimpah. Salah satu sumber daya alam yang dimiliki oleh Papua adalah kondisi tanahnya yang subur sehingga sangat bagus untuk pertanian.

Salah satu wilayah yang terkenal akan pertaniannya adalah Desa Isano Mbias yang terletak di Distrik Tanah Miring, Merauke, Papua Selatan.

Potensi lahan pertanian di desa ini memang cukup besar, sehingga tak heran jika masyarakatnya sebagian besar berprofesi sebagai petani. Cerita menarik pun datang dari Klaster Usaha Barokah Sayur di Isano Mbias, di mana klaster ini terbentuk berkat pendampingan dari program pemberdayaan KlasterkuHidupku BRI yang kemudian meningkatkan produktivitas masing-masing anggotanya.

Fidayat Rahman, Ketua Klaster Usaha Barokah Sayur mengatakan jika klaster ini terbentuk pada tahun 2023. Awal terbentuknya kelompok usaha ini berkat saran dari mantri di desa tersebut.

"Awalnya saya pertama ketemu dengan Mbak Ina, beliau kan Mantri di sini. Saya diarahkan untuk membuat kelompok KlasterkuHidupku ini. Akhirnya saya mencari anggota yaitu saya sendiri dan 9 anggota lainnya dengan bimbingannya Mbak Ina juga," kata Fidayat.

Lebih lanjut, para anggota Klaster Usaha Barokah Sayur merupakan petani sayur yang menggunakan sistem pertanian hortikultura. Produk yang dihasilkan pun berbagai macam sayuran yang sering dikonsumsi sehari-hari seperti daun bawang, cabai, tomat, kubis, sawi, dan masih banyak lagi. 

Kegiatan ekonomi masyarakat Isano Mbias memang lebih banyak mengarah pada bercocok tanam, ada yang menjadi petani padi maupun petani sayur. Sehingga tidak heran jika produk pertanian menjadi andalan dari Klaster Usaha Barokah Sayur.

“Kalau untuk kegiatannya di masing-masing usaha karena kami punya lahan masing-masing. Tapi ada kalanya kami berkumpul untuk sharing demi kemajuan kelompok," tambahnya.

Untuk pemasaran sendiri para petani sudah memiliki pengepul sendiri yang membeli hasil bumi mereka. Nantinya dari pengepul baru didistribusikan ke pasar atau masyarakat. Akan tetapi kelemahan dari sistem ini adalah penghasilan yang tidak menentu karena harga sayuran yang cenderung fluktuatif.

Akan tetapi sejak tergabung dalam program KlasterkuHidupku dari BRI, ia dan anggota lainnya merasakan dampak yang lebih positif dibandingkan sebelum bergabung. Berbagai bantuan diberikan oleh BRI, termasuk pembiayaan yang menjadi tambahan pendanaan atau modal untuk masing-masing anggota dalam mengembangkan usahanya. 

“Kelompok kami juga mendapatkan bantuan dari BRI seperti mesin cultivator, tangki semprot untuk spray dan alkon untuk pompa air lengkap dengan selangnya juga," paparnya 

"Alat-alat ini sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas anggota kelompok,” imbuhnya.

Tidak hanya itu para anggota Klaster Usaha Barokah Sayur juga mendapatkan pembinaan, salah satunya pelatihan dalam mengatasi hama yang menurut Fidayat menjadi salah satu tantangan terbesar para petani di Isano Mbias.

"Dengan adanya pelatihan dari BRI yang kita dapat, kita bisa menambah wawasan,”pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

BRI BBRI UMKM pemberdayaan Asta Cita Pertanian Isano Mbias Klasterkuhidupku