Menelisik Sejarah Muslimat NU, Kiprah Perempuan Nahdliyin

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Aziz Mahrizal

15 Februari 2025 10:17 15 Feb 2025 10:17

Thumbnail Menelisik Sejarah Muslimat NU, Kiprah Perempuan Nahdliyin Watermark Ketik
Logo Muslimat NU. (sumber: muslimatnu.or.id)

KETIK, SURABAYA – Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) punya pemimpin baru. Arifatul Choiri Fauzi terpilih sebagai Ketum PP Muslimat NU periode 2025-2030 berdasarkan hasil Kongres XVIII Muslimat NU yang digelar di Surabaya, Jumat hingga Sabtu 15 Februari 2025 dini hari.

Kongres juga memutuskan Khofifah Indar Parawansa sebagai Ketua Umum Dewan Pembina Muslimat NU periode 2025-2030.

Sejarah Muslimat NU

Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat sosial keagamaan dan merupakan salah satu badan otonom dari Jam'iyah Nahdlatul Ulama. Organisasi ini didirikan pada tanggal 26 Rabiul Akhir 1365 H, bertepatan dengan 29 Maret 1946, di Purwokerto. 

Gagasan pembentukan organisasi perempuan NU muncul pertama kali pada Muktamar NU ke-13 di Menes, Banten, tahun 1938. Dua tokoh perempuan, Ny. R. Djuaesih dan Ny. Siti Sarah, tampil sebagai pembicara mewakili jamaah perempuan. Ny. R. Djuaesih dengan tegas menyampaikan urgensi kebangkitan perempuan dalam organisasi, setara dengan kaum laki-laki. Ia menjadi perempuan pertama yang berbicara di forum resmi NU. Namun, ide ini memicu perdebatan sengit di kalangan peserta Muktamar.

Setahun kemudian, pada Muktamar NU ke-14 di Magelang, Ny. Djuaesih memimpin rapat khusus wanita yang dihadiri perwakilan dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Forum ini menghasilkan rumusan penting mengenai peran wanita NU dalam organisasi, masyarakat, pendidikan, dan dakwah.

Keinginan jamaah wanita NU untuk berorganisasi akhirnya diterima secara bulat pada Muktamar NU ke-16 di Purwokerto, tepatnya pada 29 Maret 1946. Dibentuklah lembaga organik bidang wanita dengan nama Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM), yang kemudian dikenal sebagai Muslimat NU. Hari ini diperingati sebagai hari lahir Muslimat NU hingga sekarang.

Atas prestasi dan kiprahnya, Muslimat NU memperoleh hak otonomi pada Muktamar NU ke-19 di Palembang tahun 1952. Sejak itu, Muslimat NU lebih bebas bergerak dalam memperjuangkan hak-hak wanita dan cita-cita nasional secara mandiri. Dalam perjalanannya, Muslimat NU bergabung dengan elemen perjuangan wanita lainnya, terutama yang tergabung dalam Kongres Wanita Indonesia (Kowani), sebuah federasi organisasi wanita tingkat nasional.

Para Ketua Umum PP Muslimat NU dari masa ke masa adalah:

  1. Ny. Chodijah Dahlan (1946-1947)
  2. Ny. Yasin (1947-1950)
  3. Ny. Hj. Mahmudah Mawardi (1950-1979)
  4. Hj. Asmah Syahruni (1979-1995)
  5. Hj. Aisyah Hamid Baidlawi (1995-2000)
  6. Hj. Khofifah Indar Parawansa (2000-2025)

Visi Muslimat NU adalah mewujudkan masyarakat sejahtera berkualitas, dijiwai ajaran Ahlussunnah Wal Jama'ah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diridhai Allah SWT. Misinya antara lain:

  1. Mewujudkan masyarakat Indonesia, khususnya perempuan, yang bertakwa kepada Allah SWT, berkualitas, dan mandiri.
  2. Mewujudkan masyarakat Indonesia, khususnya perempuan, yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai pribadi, warga negara, maupun anggota masyarakat sesuai ajaran Islam.
  3. Melaksanakan tujuan Jam'iyah NU untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, bermartabat, dan diridhai Allah SWT.
  4. Membumikan Islam Rahmatan Lil Alamin sebagai gerakan moral dakwah Muslimat NU.

Saat ini, Muslimat NU memiliki sekitar 32 juta anggota yang tersebar di 34 Pimpinan Wilayah (tingkat provinsi), 532 Pimpinan Cabang (tingkat kabupaten/kota), 5.222 Pimpinan Anak Cabang (tingkat kecamatan), dan 36.000 Pimpinan Ranting (tingkat kelurahan/desa). Layanan sosial dan kesehatan yang dimiliki antara lain 104 panti asuhan, 10 asrama putri, 10 panti jompo, dan 108 pusat layanan kesehatan (RS/RSB/Klinik). Di bidang pendidikan, Muslimat NU mengelola 9.800 Taman Kanak-Kanak dan Raudlatul Athfal (TK/RA), 350 Taman Pendidikan Al-Qur'an, dan 6.226 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Selain itu, terdapat 11 Balai Latihan Kerja (BLK) dan 146 Kelompok Bimbingan Ibadah Haji.

Dengan berbagai program dan kegiatan tersebut, Muslimat NU terus berkomitmen dalam meningkatkan peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan ajaran Islam dan semangat kebangsaan.

Sumber: muslimatnu.or.id

Tombol Google News

Tags:

Sejarah Muslimat NU Muslimat Nahdlatul Ulama Muslimat NU PP Muslimat NU NU NAHDLATUL ULAMA