KETIK, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatatkan transaksi mencapai Rp460.751.014.000 pada forum misi dagang yang digelar di Kota Ambon, Maluku, Rabu, 23 April 2025.
Hasil ini membuat Gubernur Khofifah Indar Parawansa berkomitmen dalam meneguhkan posisi strategisnya di Indonesia Timur. Terlebih di era perlambatan ekonomi global saat ini kerja sama antardaerah merupakan upaya yang harus terus diperkuat.
"Kami fasilitasi pertemuan trader dan buyer, para pelaku usaha dari Jawa Timur dan Maluku, tujuannya menyebarluaskan potensi produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis dan peluang investasi lainnya secara terintegrasi," kata Khofifah.
Transaksi disumbang dari sejumlah komoditi, yakni hasil perikanan, produk hasil tembakau, telur ayam, produk olahan ayam, beras, ayam & bebek (karkas), pakan unggas dan DOC, kelapa bulat, kayu logs produk makanan ringan dan hasil hutan kayu bulat.
"Jadi ada kenaikan dua kali lipat dari yang kami catat pada Desember 2021. Ini biasanya akan terus berkembang hingga usai ditutup resmi," ucapnya.
Jawa Timur, lanjut dia, merupakan kontributor ekonomi tertinggi kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta dengan kontribusi sebesar 14,39 persen terhadap PDB Indonesia dan berkontribusi sebesar 25,23 persen terhadap PDRB Pulau Jawa.
Pada Triwulan IV-2024, ekonomi Jawa Timur tumbuh positif sebesar 5,03 persen (y-on-y) dengan total nilai PDRB ADHB sebesar Rp802,45 triliun.
"Provinsi Jawa Timur menjadi penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa setelah Provinsi Daerah Khusus Jakarta, yaitu sebesar 25,23 persen," ujarnya.
Ia menjelaskan perdagangan antarwilayah memberikan kontribusi yang cukup siginifikan bagi neraca perdagangan barang dan jasa Jawa Timur. Berdasarkan data Perdagangan Antar Wilayah Indonesia 2023, Jawa Timur merupakan provinsi dengan surplus neraca perdagangan terbesar yakni mencapai Rp209 triliun.
"Ini tidak terlepas dari peran serta dan kerja sama yang baik dari provinsi-provinsi mitra, dalam mendukung perdagangan antarwilayah dengan Jawa Timur," tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan data Perdagangan Antar Wilayah Jatim dengan Seluruh Provinsi 2023, total nilai perdagangan Jawa Timur dengan Maluku sebesar Rp3,01 triliun.
Rinciannya terdiri dari nilai bongkar (beli dari Maluku) sebesar Rp1,66 miliar dan nilai muat (jual ke Maluku) sebesar Rp1,35 triliun. Sehingga neraca perdagangan Jawa Timur dengan Maluku defisit Rp310 miliar.
"Maluku selama ini menyuplai beberapa komoditas utama seperti pelat tembaga, minyak kelapa sawit mentah, kayu gelondongan, rempah rempah, karet alam, alkohol, kayu lembaran, buah, ikan beku dan komoditas lainnya untuk Jawa Timur.
"Sebaliknya Jawa Timur banyak menyuplai komoditas truk, beras, obat-obatan, daging ayam beku, tepung, minyak kelapa murni, pasta mentah, gula, kendaraan bermotor, bumbu masak dapur dan komoditas lainnya ke Maluku," ucap Khofifah.
Lebih dari itu, Gubernur menuturkan bahwa misi dagang kali ini juga memiliki tujuan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ia mengatakan semula pada misi dagang kali ini juga akan dilakukan kerja sama di bidang pendidikan, khususnya untuk SMA Taruna.
"Kamii berharap bahwa kerja sama di bidang pendidikan akan secara signifikan meningkatkan kualitas sumber daya manusia masing-masing," ucapnya. (*)